Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin oposisi utama Sri Lanka, Sajith Premadasa mengundurkan diri dari kompetisi pemilihan presiden dan memberikan dukungannya kepada kandidat lain. Hal ini membuat tantangan baru bagi Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe untuk menduduki posisi puncak eksekutif tersebut.
“Demi kebaikan yang lebih besar dari negara saya yang saya cintai dan orang-orang yang saya sayangi, saya dengan ini menarik pencalonan saya untuk posisi presiden," kata Premadasa dalam sebuah pengumuman, dikutip dari TheGuardian, Selasa (19/7/2022).
Dikabarkan, Premadasa malah menjanjikan dukungannya untuk Dullas Alahapperuma, kandidat dari kelompok yang memisahkan diri dari partai yang berkuasa, Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP).
Keputusan untuk mundur dari pemilihan presiden diyakini salah satunya didorong oleh masa depan politik bakal dipenuhi kesulitan.
Pemerintahan baru, yang diusulkan menjadi pemerintah persatuan lintas partai, kemungkinan hanya akan bertahan 6-8 bulan sampai negara itu mampu untuk melaksanakan pemilihan anggota parlemen. Sementara itu, pemilihan presiden tidak akan berlangsung hingga November 2024.
Dukungan Premadasa membawa serta semua suara dari partai oposisi Samagi Jana Balawegaya (SJB). Langkah itu secara signifikan akan meningkatkan peluang Alahapperuma untuk mengalahkan Wickremesinghe, perdana menteri dan penjabat presiden yang akan mencalonkan diri sebagai kandidat resmi SLPP dalam pemungutan suara tertutup rahasia di parlemen pada besok Rabu.
Baca Juga
Kini hanya akan ada tiga kandidat yaitu Alahapperuma, Wickremesinghe dan pemimpin kiri Anura Dissanayake, yang semuanya secara resmi dinominasikan oleh legislator dalam sidang parlemen singkat pada Selasa pagi.
Baik Wickremesinghe maupun Alahapperuma dianggap calon presiden kontroversial oleh publik karena hubungan dekat mereka dengan mantan presiden Gotabaya Rajapaksa yang terpaksa meninggalkan negara itu dan mengundurkan diri pekan lalu setelah aksi protes massal.
Sejauh ini Wickremesinghe mendapat dukungan dari mayoritas SLPP yang berkuasa, yang memiliki kursi terbanyak di parlemen. Hanya saja, menurut mereka yang dekat dengan Alahapperuma, dukungan dari SJB dan partai-partai oposisi lainnya menunjukkan keyakinan akan mendapatkan cukup suara untuk mengalahkan Wickremesinghe.