Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Para Penguasa Jawa di Tanah Sri Lanka

Sri Lanka menjadi saksi sejarah Jawa. Banyak pembesar Jawa yang diasingkan dan mangkat di pulau tersebut.
Bendera nasional Sri Lankan/ Bloomberg-Taylor Weidman
Bendera nasional Sri Lankan/ Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA -- Sri Lanka, negeri kepulauan di selatan India yang dinyatakan bangkrut, ternyata memiliki hubungan panjang dengan Kepulauan Nusantara. 

Hubungan ini telah terjalin sejak zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang kemudian diteruskan pada era kolonialisme Belanda.

Sekadar informasi, Sri Lanka pernah menjadi wilayah kekuasaan VOC sebelum diakuisisi oleh Inggris. Selain menjadi pos perniagaan, Sri Lanka atau Ceylon, pada masa VOC adalah tempat pembuangan raja atau bangsawan Jawa.

Para ningrat Jawa seperti Raja Mataram Amangkurat III, Pangeran Purbaya dan Pangeran Arya Dipanegara, Pangeran Aryo Mangkunegara (ayah dari Raden Mas Said atau Mangkunegara I) bahkan menghabiskan akhir hayatnya di Sri Lanka.

Keberadaan para ningrat atau penguasa Jawa di Sri Lanka tidak lepas dari ontran-ontran suksesi Keraton Mataram. Amangkurat III, misalnya, dia dibuang setelah tersingkir dari perebutan tahta.

Amangkurat III mewakili ontran-ontran Perang Suksesi Jawa yang pertama. Pangeran Purbaya dan Dipanegara mewakili Perang Suksesi Jawa kedua.

Sementara pengasingan Pangeran Arya Mangkunegara memicu perang suksesi Jawa yang ketiga. Sebab, usai pengasingan itu, putranya Raden Mas Said, kelak bergelar Mangkunegara I, mengobarkan perang melawan VOC dan Pakubuwono II. 

Perang Suksesi Jawa III kemudian memecah Jawa menjadi dua kerajaan mayor yakni Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Amangkurat III Raja yang Dibuang

Amangkurat III adalah putra Amangkurat II. Dia mewarisi negara yang porak-poranda setelah geger perlawanan Untung Surapati. Selain itu, Amangkurat juga harus melawan pamannya, Pangeran Puger, yang masih mengincar tahta Mataram.

"VOC mengakui Puger sebagai Susuhunan Pakubowono I dan meletus-lah konflik yang terkenal sebagai Perang Suksesi Jawa I (1704-1708)," tulis Mc Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2008.

Gabungan serdadu Pangeran Puger, VOC (Bugis Makassar, dan Banda) dan Madura kemudian merangsek masuk ke Istana Kartasura. Mereka menyerang posisi Amangkurat III dan pendukungnya.

Kartasura jatuh tanpa perlawanan berarti.

Sementara itu, Amangkurat III yang terdesak lari ke timur untuk bergabung dengan Untung Surapati. Amangkurat membawa pusaka dan panji-panji kebesaran Mataram saat lari ke wilayah Untung Surapati.

Namun aliansi Amangkurat dan Untung Surapati tak bisa bertahan lama. Untung Surapati tewas. Perlawanan dilanjutkan oleh Amangkurat III dan anak keturunan Untung Surapati.

Pada tahun 1708, Amangkurat III bersama dengan pengikutnya akhirnya menyerahkan diri. Penyerahan diri Amangkurat III sejatinya disertai dengan sejumlah kesepakatan yang kemudian dikhianati VOC.

"Amangkurat III ditawan dan dibuang ke Sri Lanka, tempat dia wafat pada 1734."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper