Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menyangkal skenario calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang diisukan akan maju di Pilpres 2024 mendatang.
"Saya kira bukan Prabowo dan Cak Imin ya. Jadi itu koalisi partai tapi belum tentu capresnya dari mereka," katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (1/7/2022).
Sebagai informasi, Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menyepakati kerja sama untuk membangun koalisi dengan tema Kebangkitan Indonesia Raya pada Rabu, (1/7/2022) kemarin.
Jauh sebelum itu, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyebut pasangan Prabowo dan Cak Imin telah bertemu dan menumbuhkan isyarat positif di antara kedua partai tersebut. Bahkan, ia mengatakan kedua elite partai itu sudah sampai tahap tukar cincin meski tidak dipublikasi secara resmi.
"Jadi pertemuan Mas Bowo [Prabowo] dengan Gus Muhaimin ini setidaknya sudah ada isyarat-isyarat positif sangat kuat untuk menjadi pasangan, sudah tukar cincin, cuma belum di publik saja" katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (19/6/2022).
Dari kacamata Ray Rangkuti sebagai pengamat politik Indonesia, momen 'tukar cincin' yang dimaksud tak berarti Prabowo dan Cak Imin akan maju sebagai pasangan.
Baca Juga
Pasalnya, dia menduga akan ada partai lain yang bergabung ke koalisi yang baru terbentuk itu yakni PDI Perjuangan (PDIP).
"Dugaan saya nanti akan bertambah dengan PDI Perjuangan (PDIP), maka koalisinya adalah PDIP, Gerindra, dengan PKB. Capres dan Cawapresnya adalah Prabowo dan Puan," lanjutnya.
Ray tegas mengatakan jika Cak Imin maju dalam Pilpres 2024, siapapun pasangannya ia menduga tidak akan berhasil.
"Nggak lah, beliau dengan siapapun dipasangkan akan kalah kok. Sama sekali gak menjual, jangankan di lingkungan partai lain, di warga NU aja Cak Imin rendah," paparnya.
Skenario Pilpres 2024 versi Ray Rangkuti
Ray Rangkuti membeberkan prediksi koalisi dan pasangan yang akan disodorkan dalam panggung Pilpres 2024 nanti. Setidaknya ada tiga koalisi yang akan terbentuk.
"Saya kira (koalisi) cuma bertiga itu saja. Besar kemungkinan hanya ada 3 koalisi pemilu nanti," katanya.
Adapun koalisi yang dimaksud yaitu:
1. PDIP, Gerindra, dan PKB mengusung Prabowo Subianto dan Puan Maharani
2. Nasdem, PKS, Demokrat mengusung Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono
3. Golkar, PPP, PAN (Koalisi Indonesia Bersatu) mengusung Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto
"Saya kira sudah jelaslah itu mereka hanya akan menyodorkan Puan. Ganjar justru nanti datangnya dari KIB," jelasnya.
Dia menduga PDIP tak akan memajukan Ganjar pada Pilpres nanti, kemungkinan tersebut sangat besar bahkan mustahil jika PDIP memilih Ganjar dibandingkan Puan.
Ray juga menyebut bahwa nantinya Ganjar akan mencari pelabuhan lain yang akan memajukannya dalam pesta demokrasi lima tahunan itu. Artinya dalam hal ini, KIB yang memiliki kemungkinan terbesar untuk mengusungnya.
"Sementara kita katakan Ganjar-Airlangga lihat dari survei elektoral saat ini nama Ganjar selalu muncul, itu juga mengkonfirmasi Ganjar memiliki perolehan suara terbanyak, tapi itu sementara," tutupnya.