Bisnis.com, JAKARTA--Ferdinand Marcos Junior (Jr) akan dilantik sebagai presiden Filipina pada hari ini menggantikan Rodrigo Duterte yang telah menjalankan pemerintahan selama periode enam tahun.
Marcos yang dijuluki Bong Bong memenangkan 60 persen suara atas saingannya Leni Robredo dalam pemilihan umum yang diawasi secara ketat.
Kemenangannya menandai kembalinya dinasti politik Marcos yang tidak lain adalah ayahnya dengan nama yang sama. Ferdinand Marcos digulingkan setelah pemberontakan rakyat pada 1986.
Sedangkan putri presiden petahana, Sara Duterte, dilantik sebagai wakil presiden pada Minggu lalu. Marcos Junior akan diambil sumpah jabatan pada siang hari waktu setempat (04.00GMT) di Museum Nasional Manila.
Ratusan pejabat lokal dan asing akan hadir dan sekitar 15.000 personel keamanan akan dikerahkan di seluruh ibu kota Filipina untuk acara tersebut.
Pelantikan dillakukan beberapa hari setelah Mahkamah Agung menolak gugatan terakhir yang tersisa yang menuntut pemilihan ulang.
Baca Juga
Kemenangan Marcos Jr adalah puncak dari perjuangan selama puluhan tahun oleh keluarga Marcos untuk merebut kembali kejayaan politik mereka.
Ayahnya Ferdinand memimpin negara dari tahun 1965 sampai 1986. Dia memberlakukan darurat militer dan memimpin yang ditandai dengan periode pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, korupsi dan kemiskinan.
Kekuasaannya berakhir pada 1986, ketika pemberontakan massal membuat jutaan orang turun ke jalan dan keluarga Marcos, termasuk Bongbong yang berusia 28 tahun ketika itu, melarikan diri dari negara itu ke Hawaii.
Politisi lama, yang kembali ke Filipina pada tahun 1991, sejak itu berusaha untuk membangun kepresidenan ayahnya sebagai "periode emas" pertumbuhan, dan kemakmuran.
Popularitas Marcos Jr didukung oleh media sosial yang agresif, yang terbukti sangat menarik bagi pemilih yang belum cukup umur saat terjadi mengalami tahun-tahun kediktatoran secara langsung.
Sementara itu, para kritikus melontarkan tuduhan bahwa kampanye media sosialnya penuh dengan informasi yang salah dan kekejaman yang dikaburkan di bawah pemerintahan ayahnya. Akan tetapi dia telah membantah tuduhan ini.
Kampanye pemilihannya juga diperkuat Sara Duterte sebagai pasangannya yang menggabungkan dua kubu dinasti politik antara keluarga Marcos di Filipina utara dan pulau Duterte di Mindanao selatan.
Hanya saja pemimpin berusia 64 tahun itu mewarisi sebuah negara yang masih dalam perjalanan menuju pemulihan dari pandemi selama bertahun-tahun. Selain itu prospek ekonomi ekonomi egara itu diselimuti oleh inflasi yang meroket dan meningkatnya utang.
Para kritikus mengatakan janjinya yang besar untuk meningkatkan lapangan kerja dan mengatasi kenaikan harga mulai membuka peluang tentang reformasi kebijakan yang sebenarnya.
Sebagian kalangan juga meminta Marcos Jr untuk merehabilitasi citra negara setelah masa jabatan Duterte, yang ditandai dengan perang berdarah terhadap narkoba dan pengetatan cengkeraman kebebasan pers.