Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan berkunjung ke Ukraina dan Rusia yang telah dilanda konflik bersenjata. Lawatan ini akan menjadi pertanda bahwa RI-1 merupakan pemimpin Asia pertama yang bertandang ke negara tersebut.
Kepastian kunjungan Jokowi ke medan konflik Rusia dan Ukraina itu disampaikan oleh Menteri Luar RI Retno Lestari Priansari Marsudi, Kamis (23/6/2022).
"Dari Jerman, Presiden Jokowi direncanakan akan mengunjungi Kyiv, Ukraina dan Moskow, Rusia. Kunjungan ke dua Negara ini merupakan kunjungan yang dilakukan dalam situasi yang tidak normal. Kita paham situasi dunia saat ini sedang dalam kondisi yang rumit,” katanya, dikutip melalui Youtube MoFA Indonesia.
Meskipun di tengah situati yang sulit dan kompleks, tetapi sebagai presiden G20 dan salah satu anggota Champion Group dari Global Crisis Response Group (GCRG) yang dibentuk Sekjen PBB, Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi dan tidak memilih untuk diam.
Retno menegaskan Kepala Negara mengambil langkah berani di tengah krisis Rusia-Ukraina sebagai bentuk upaya mendorong semangat perdamaian.
“Kunjungan ini menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan, mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan karena perang dan dampaknya dirasakan oleh semua Negara, khususnya Negara berkembang dan dengan penghasilan rendah serta mendoroang semangat perdamaian,” tuturnya.
Baca Juga
Kepala Negara, sambungnya, akan melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat ke Kyiv dan Moskow.
“Setelah kunjungan ke Ukraina dan Rusia, destinasi terakhir Presiden pada kali ini [Juni 2022] adalah ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yang dimaksudkan untuk menindaklanjuti kerja sama ekonomi antara kedua Negara,” katanya.
Menyiapkan 39 Personel Paspampres
Dengan kunjungan tersebut, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) telah menyiapkan 39 personel untuk mengamankan kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia.
Komandan Paspampres Mayor Jenderal TNI Tri Budi Utomo mengatakan bahwa 39 personel Paspampres yang bakal menjaga Jokowi terdiri dari pengamanan yang akan terus menempel presiden, tim advance, dan tim khusus yang bakal stand by di lokasi selama acara.
Menurutnya, pasukan telah menggelar latihan sejak beberapa pekan terakhir. Bahkan, sejumlah skenario terburuk pun disiapkan oleh pasukan tersebut.
"Contohnya penyelamatan dari kereta api, penyelamatan di stasiunnya sendiri, di jalan seperti apa, meng-escape beliau itu kami sudah latihan, itu dari teknisnya," kata Budi seperti dikutip dari Tempo, Jumat (24/6/2022).
Dia menambahkan, perlengkapan pun disiapkan, seperti helm dan rompi. "Kalau memang berkenan digunakan [perlengkapan keamanan] untuk kegiatan di sana, kami juga sudah siapkan semuanya.”
Tak cuma perlengkapan keselamatan, sambungnya, tim bakal membawa senjata api laras panjang dengan amunisi tak terbatas untuk penjagaan Jokowi. Ia mengklaim pihak Ukraina sudah memberikan izin tim pengamanan Jokowi membawa perlengkapan tersebut.
"Selanjutnya untuk komunikasi maupun koordinasi dengan mereka, kami sudah lakukan di awal dengan KBRI dan selanjutnya nanti advance akan ke sana, lebih melekat lagi, nanti di dalam rangkaian kereta api kemungkinan juga mereka akan ikut di dalam situ, namun kita batasi untuk jumlah tempatnya," kata Budi.