Bisnis.com, JAKARTA - Insiden bentrokan terjadi saat penangkapan Presiden Korea Selatan (Korsel) yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, dilakukan.
Pada Rabu (15/1/2025) pagi, sejumlah pasukan pengamanan presiden (paspampres) mencoba menghalangi Corruption Investigation Office for High-ranking Officials (CIO) atau KPK.
CIO kemudian didampingi oleh polisi untuk memberikan surat perintah penggeledahan dan penahanan terhadap Yoon.
Pihak CIO sempat dihalangi oleh Paspampres yang memasang barikade menggunakan kendaraan di dekat pintu masuk untuk menghalangi penyelidik.
Penjabat Presiden Choi Sang-mok mengatakan pada Rabu bahwa pemerintah akan meminta pertanggungjawaban siapa pun yang bertanggung jawab atas bentrokan fisik selama pelaksanaan surat perintah penahanan Presiden Yoon Suk Yeol atas upaya darurat militernya yang gagal.
“Situasi ini menandai momen penting untuk menegakkan ketertiban dan supremasi hukum di Korea Selatan. Sebagai penjabat presiden, saya akan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab jika terjadi insiden yang tidak menguntungkan," katanya dikutip dari Korea Herald, Rabu.
Baca Juga
Selain dari paspampres, CIO juga menghadapi perlawanan dari anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa dan tim hukum Yoon, yang berkumpul di pintu masuk.
Dalam upaya untuk masuk ke kediaman Yoon, beberapa penyelidik juga mencoba mengakses kompleks tersebut melalui jalur pendakian terdekat.
Penangkapan Yoon pada Rabu turut melibatkan 3.000 polisi yang dipasang berbaris di depan rumahnya. Yoon akhirnya mau dibawa untuk diinterogasi untuk menghindari kekerasan fisik.
"Ketika saya melihat mereka menerobos masuk ke area keamanan menggunakan peralatan pemadam kebakaran hari ini, saya memutuskan untuk menanggapi penyelidikan CIO - meskipun itu adalah penyelidikan ilegal - untuk mencegah pertumpahan darah yang tidak menyenangkan," kata Yoon dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters.