Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat (NasDem) Johnny G. Plate mengatakan bahwa NasDem akan menerima lawatan Partai Demokrat pada Kamis (23/6/2022).
“Sekitar jam 11.00 siang besok, akan ada pertemuan antara NasDem dan Demokrat. Ini menjadi pertemuan yang semakin intens,” jelas Plate kepada awak media di NasDem Tower, Jakarta, Rabu (22/6/2022).
Johnny mengungkapkan tujuan pertemuan tersebut adalah untuk untuk membangun komunikasi politik secara lebih terbuka dan spesifik. Meskipun demikian, dia masih merahasiakan siapa elite Partai Demokrat akan hadir di pertemuan besok.
Adapun, pertemuan antara NasDem dan Demokrat pernah diselenggarakan pada Maret lalu. Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertandang ke NasDem Tower pada Selasa (29/3/2022) dan diterima langsung oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Saat itu, AHY memastikan bahwa pihaknya maupun NasDem masih terus membuka peluang untuk berkoalisi dengan berbagai partai politik (parpol) guna menghadapi Pemilu 2024.
AHY mengatakan bahwa kedua partai tersebut memiliki kesamaan ideologi yang bisa menjadi cikal bakal terbentuknya suatu koalisi politik.
Baca Juga
“Karena pada dasarnya, kami memiliki garis-garis ideologi dan juga visi yang serupa. Tentunya hal ini menjadi peluang terbuka untuk berkoalisi,” katanya.
Adapun, pada siang hari tadi, Rabu (22/6/2022), Partai NasDem kedatangan tamu politik yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sekretaris Jenderal PKS, Aboe Bakar Alhabsyi menyatakan tujuan pertemuan itu yakni PKS sedang berupaya melakukan komunikasi intensif dalam rangka membangun koalisi menyongsong Pemilu 2024.
“Kami sedang melakukan penjajagan dengan partai-partai pasca Rapimnas kemarin. Hari ini dengan Nasdem, dan kami punya kesamaan suhu dan keinginan dalam hal ini, yaitu ingin mencairkan kebuntuan sosial dan politik”, ungkap Aboe Bakar melalui keterangan resmi.
Menurutnya, komunikasi dengan beragam elemen politik patut dilakukan guna mengakhiri polarisasi politik.
“Kami bersama-sama ingin agar keterbelahan bangsa segera berakhir, tidak ada lagi polarisasi. Kedua, kebuntuan politik juga harus dicairkan. Bahaya kalau membeku. Kehidupan politik bangsa ini harus hangat sehingga kita bersama dapat mengatasi permasalahan bangsa ini”, ujarnya.