Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menyampaikan lima indikator suatu negara yang mulai memasuki akhir masa kritis pandemi Covid-19 dan memasuki fase endemi.
Pertama, pemerintah perlu melihat bagaimana tingkat surveilan, yakni apakah Covid-19 masih mendominasi di sebagian besar wilayah negara jika dibandingkan dengan penyakit infeksi saluran nafas lainnya.
Menurutnya, apabila tren dominasinya makin berkurang berarti hal itu menandakan sesuatu yang baik.
Kedua, tingkat cakupan vaksinasi Covid-19 yang tinggi. Pasalnya, pada era penyebaran varian Omicron, tiga dosis vaksinasi harus diterima oleh sebagian besar masyarakat.
"Karena kecendrungan defenisi vaksinasi untuk covid adalah tiga dosis," katanya kepada Bisnis, Sabtu (4/6/2022).
Dicky melanjutkan, idealnya proporsi vaksin Covid-19 untuk dua dosis di atas 80 persen dari total populasi, sedangkan untuk booster, total populasi setidaknya 50 persen sebelum akhir tahun ini. Kemudian untuk populasi risiko, tiga dosis berada di atas 70 persen sebelum akhir tahun ini.
Baca Juga
Ketiga adalah bagaimana tren dari gelombang subvarian yang muncul dari Omicron serta potensi lain kedepannya. Dicky menilai, harus dilihat pada Juni ini potensi gelombang Covid-19 selanjutnya.
"Ini yang tentu kaitannya dengan surveilans, deteksi dini dan tracing-nya. Ketiganya menjadi sangat penting,"katanya.
Keempat, adalah dari tren kemunculan varian atau subvarian yang berpotensi mengubah situasi. Dicky mengatakan, saat ini secara global ada kecenderungan virus semakin menguat.
"Dan beruntungnya kita adalah lansekap imunitas yang semakin baik," ujarnya.
Kelima, adalah di masalah ketersediaan obat atau perawatan menyeluruh.
Dicky menyimpulkan bahwa situasi dunia saat ini sedang dalam fase perbaikan setelah dihantam pandemi Covid-19. Namun, capaian setiap indikator masih belum seimbang atau menunjukkan progres yang sama.