Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara Barat harus bersiap menghadapi "perang habis-habisan" yang panjang di Ukraina, kata Sekjen Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg, usai melakukan pembicaraan di Gedung Putih dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
"Kami harus bersiap untuk perang jangka panjang. Karena apa yang kita lihat adalah bahwa perang ini sekarang telah menjadi perang habis-habisan."
Stoltenberg mengatakan, bahwa Ukraina "membayar harga tinggi untuk membela negara mereka sendiri di medan perang, tetapi kami juga melihat bahwa Rusia menelan banyak korban".
Sambil menegaskan kembali, bahwa NATO tidak ingin memasuki konfrontasi langsung dengan Rusia, Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi militer Barat memiliki "tanggung jawab" untuk mendukung Ukraina.
"Kebanyakan perang kemungkinan besar akan berakhir di meja perundingan, tetapi yang kami tahu adalah bahwa apa yang terjadi di sekitar meja perundingan sangat terkait erat dengan situasi di lapangan, di medan perang," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (3/6/2022).
Ketika ditanya apakah Ukraina ditekan oleh Barat untuk menerima kehilangan wilayah untuk merundingkan perdamaian, Stoltenberg mengatakan "bukan kami yang memutuskan atau memiliki pendapat kuat tentang apa yang harus diterima atau tidak diterima Ukraina".
Baca Juga
Sekjen NATO itu tidak mengomentari apakah aliansi tersebut sedang membahas pengawalan angkatan laut untuk mendapatkan ekspor biji-bijian yang diblokir di Ukraina melalui blokade Rusia di pantai Ukraina, tetapi mengatakan bahwa dia menyambut baik upaya untuk menemukan solusi.
"Cara termudah untuk mendapatkan lebih banyak gandum dan mengurangi tekanan pada harga pangan adalah dengan Presiden Putin mengakhiri perang," katanya.
Dia juga menyambut baik upaya berbagai negara, termasuk sekutu NATO dengan berkoordinasi erat dengan PBB untuk mencari cara agar lebih banyak memperoleh biji-bijian.
Dikatakan, cara untuk mendapatkan biji-bijian itu adalah dengan memperluas rute ekspor darat di bawah kendali Ukraina, tetapi juga kemungkinan mendapatkannya dengan kapal.
"Saya melakukan upaya untuk itu," katanya.