Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China-Rusia Gunakan Hak Veto Gagalkan Upaya AS Agar PBB Jatuhkan Sanksi terhadap Korut

China dan Rusia menggunakan hak veto mereka untuk menggagalkan upaya pimpinan AS agar PBB kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Korea Utara.
Duta Besar PBB mengheningkan cipta untuk Ukraina selama pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang resolusi mengenai tindakan Rusia terhadap Ukraina, di Markas Besar PBB di New York City, AS, 25 Februari 2022./Antara
Duta Besar PBB mengheningkan cipta untuk Ukraina selama pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang resolusi mengenai tindakan Rusia terhadap Ukraina, di Markas Besar PBB di New York City, AS, 25 Februari 2022./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - China dan Rusia menggunakan hak veto mereka untuk menggagalkan upaya pimpinan Amerika Serikat (AS) agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Korea Utara (Korut) atas peluncuran terbaru balistik yang dilakukan Korut.

Tindakan China dan Rusia pada Kamis (26/5/2022), memperlihatkan perpecahan di Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya sejak Dewan mulai menjatuhkan sanksi terhadap Pyongyang pada 2006.

Berbeda dengan China dan Rusia, 13 anggota lainnya Dewan Keamanan menyatakan mendukung resolusi yang disusun AS tersebut.

Rancangan resolusi itu berisi usulan untuk menerapkan larangan ekspor tembakau dan minyak ke Korut, negara pimpinan Kim Jong-un, sang perokok berat.

Rancangan itu juga akan menempatkan Lazarus ke dalam daftar hitam. Kelompok peretas itu dikatakan AS punya hubungan kuat dengan Korut.

Pemungutan suara di Dewan Keamanan tersebut dilakukan satu hari setelah Korut menembakkan tiga peluru kendali, termasuk benda yang diyakini sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM) pascakunjungan Presiden AS Joe Biden ke Asia.

Peluncuran rudal-rudal itu merupakan yang terbaru dilakukan tahun ini serta pelanggaran atas larangan yang ditetapkan Dewan Keamanan.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan kepada Dewan: "Penerapan sanksi baru terhadap Korea Utara mengarah ke jalan buntu."

Duta Besar China untuk PBB Zhang Jung mengatakan sanksi tambahan terhadap Korut tidak akan membantu keadaan dan hanya akan meningkatkan "efek negatif dan konfrontasi."

Dalam 16 tahun terakhir ini, Dewan Keamanan telah dengan suara bulat terus-menerus meningkatkan sanksi untuk memutus kemampuan Pyongyang mendanai program senjata nuklir dan rudal balistik.

Dewan terakhir kali mengetatkan sanksi terhadap Pyongyang pada 2017.

Sejak itu, China dan Rusia kerap mendorong negara-negara agar melonggarkan sanksi atas alasan kemanusiaan.

Korut menghentikan perundingan setelah tiga kali pertemuan antara Kim Jong-un dan presiden AS saat itu, Donald Trump, tidak membuahkan hasil.

China sudah mendesak AS untuk mengambil langkah, termasuk mencabut beberapa sanksi sepihak, agar Pyongyang mau kembali melakukan perundingan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper