Bisnis.com, JAKARTA - UNICEF mencatat, hingga tahun 2021, masih ada 2,2 miliar orang di dunia yang belum mendapat akses air bersih.
Hal itu disampaikan oleh Deputy Regional Director, UNICEF Asia and Pacific Regional Office, Myo-Zin Nyunt.
Oleh karena itu, UNICEF meluncurkan sejumlah strategi untuk mengatasi permasalahan air bersih, sanitasi, dan kebersihan (WASH/water, sanitation, and hygiene).
"Terdapat enam strategi yang kami buat untuk memastikan akses terhadap WASH, terutama bagi anak-anak dari negara berpendapatan rendah," kata Myo dalam acara pembukaan Sector Ministers' Meeting 2022 di Jakarta, Rabu (18/05/2022).
Strategi pertama yang diterapkan UNICEF adalah memperkuat lingkungan penunjang, dalam hal ini pemerintah selaku pemangku kebijakan.
"Guna membantu pemangku kebijakan, UNICEF akan menggunakan dan mengembangkan lebih lanjut alat analisis, seperti alat analisis bottleneck WASH (WASH BAT), untuk menganalisis kendala dalam pelaksanaan penyediaan air bersih dan sanitasi, mengidentifikasi solusi dan mengembangkan rencana tindakan yang dihitung biayanya untuk mengatasi bottleneck," papar Myo.
Selanjutnya, UNICEF akan memperkuat tindakan untuk mendukung hak-hak anak untuk mendapat akses air bersih dan sanitasi melalui pendidikan terintegerasi. Strategi selanjutnya adalah memberdayakan masyarakat melalui program untuk mengedukasi praktik sanitasi yang sehat.
"UNICEF juga merancang strategi pemberiam utilitas pendukung sanitasi seperti dengan membangun fasilitas untuk mencuci tangan di sejumlah daerah minim akses air bersih," imbuhnya.
Berikutnya, UNICEF akan terus menciptakan permintaan pasar akan akses sanitasi dan air bersoh melalui upaya penjangkauan pemerintah dan masyarakat sipil, kampanye media dan pendekatan terprogram seperti mode Community Approaches to Total Sanitation (CATS/Pendekatan Akses Sanitasi Berbasis Kerakyatan).
Terakhir, Myo menekankan pentingnya strategi berupa dukungan finansial untuk mewujudkan akses air bersih dan sanitasi bagi seluruh masyarakat, karena bantuan pembangunan luar negeri dan sumber pendanaan tradisional lainnya tidak akan mencukupi
"Bekerja dengan Bank Dunia dan Lembaga Keuangan Internasional (IFI), sektor swasta dan mitra lainnya, UNICEF akan membantu memobilisasi sumber pendanaan baru untuk memberikan hasil bagi anak-anak yang membutuhkan akses air bersih dan sanitasi. Upaya-upaya ini akan difokuskan pada bidang-bidang penting untuk meningkatkan tingkat dan penggunaan yang efektif dari sumber keuangan domestik," pungkas Myo.
Sebagai catatan, memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan skala global (SDGs) yang ditargetkan terwujud pada 2030 oleh PBB.