Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Josaphat Rizal Primana menyampaikan bahwa layanan air minum memiliki peran penting dalam menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
"Berdasarkan kajian Bank Dunia, sumber daya dan layanan air minum menjadi kunci untuk mempertahankan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan pendapatan per kapita di Indonesia,” katanya dalam acara Sector Ministers' Meeting Sanitation and Water for All 2022, di Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Dia melanjutkan, investasi di sektor air minum dan sanitasi menjadi hal yang sangat penting, jika Indonesia ingin masuk dalam lima besar ekonomi dunia, sesuai Visi Indonesia 2045.
Adapun, Rizal juga mengungkapkan bahwa tahun ini merupakan pertama kalinya bahasan kaitan air minum dan sanitasi dilakukan di Sector Ministers' Meeting Sanitation and Water for All 2022 dengan fokus terhadap tiga krisis.
Krisis yang dimaksud yaitu pandemi Covid-19, darurat iklim yang meningkat, dan ekonomi global yang sedang berjuang dalam kaitannya dengan komitmen pembangunan berkelanjutan.
"Ketiga krisis tersebut berkaitan erat dengan akses masyarakat atas air minum dan sanitasi serta perlunya investasi untuk memastikan akses tersebut dapat dicapai. Pasalnya, hampir 90 persen bencana iklim terkait dengan air, termasuk banjir, kekeringan, dan kualitas air yang memburuk," ujar Rizal.
Baca Juga
Bahkan, sepanjang 2007-2019, sambungnya, bencana yang berhubungan dengan air di Indonesia, selain menyebabkan banyak korban jiwa, juga menimbulkan kerugian ekonomi rata-rata US$2 miliar hingga US$3 miliar setiap tahunnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Perumahan dan Pemukiman Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgiyanti menuturkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah membuat kemajuan besar dalam meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
“Sebanyak 80,29 persen masyarakat terlayani sanitasi yang layak dan 7,25 persen sanitasi yang dikelola dengan aman hingga akhir 2021. Sementara, air minum hingga akhir 2020 telah mencapai 90,2 persen akses layak dengan 11,8 persen di antaranya aman,” katanya.