Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Ma'ruf Amindan Menag Kena Hoaks, Wamenag: Fitnah yang Keji!

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan hoaks terkait Wapres RI Ma'ruf Amin dan Menag Yaqut Cholil Qoumas sebagai bentuk fitnah yang keji
Wakil Presiden Maruf Amin di kediaman resmi wapres di Jakarta, Jumat (3/12/2021)./Antara
Wakil Presiden Maruf Amin di kediaman resmi wapres di Jakarta, Jumat (3/12/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Ri (Wapres) Ma’ruf Amin dan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas kena hoaks di media sosial. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menyebut hal itu merupakan bentuk fitnah yang keji.

“Saya menengarai ada kelompok yang bertujuan melakukan proses pembusukan terhadap para tokoh agama yang kebetulan menjabat sebagai pejabat negara di masa pemerintahan Pak Jokowi dengan membuat framing negatif melalui media sosial,” katanya melalui pesan instan kepada wartawan, Minggu (15/5/2022).

Zainut menjelaskan bahwa saat ini tengah viral di media sosial video gerakan salat jenazah yang dilakukan Ma'ruf Amin dengan rukuk dan sujud. Lalu, ada pula foto Menag Yaqut merangkul Ragil Mahardika, seorang gay atau LGBT yang tengah menjadi pembicaraan.

Video dan foto tersebut setelah melalui pengamatan para ahli, tambah Zainut, hasilnya dinyatakan palsu dan merupakan hasil rekayasa atau editan.

“Jadi baik video Wapres salat jenazah dan foto Menag Yaqut merangkul Ragil Mahardika adalah bentuk fitnah yang keji,” jelasnya.

Menurut Zainut, kelompok yang sengaja memviralkan hoak melalui media sosial memiliki tujuan jahat. Mereka ingin memberikan citra buruk kepada para tokoh agama dan pejabat negara agar masyarakat tidak percaya kepada Pemerintah.

“Bahkan lebih jauh dari itu untuk membuat keresahan, kepanikan, kebencian, fitnah, adu domba, dan perpecahan di antara sesama anak bangsa,” ucapnya.

Oleh karena itu, Zainut meminta kepada seluruh masyarakat untuk lebih waspada, bijak, dan cerdas dalam menggunakan media sosial.

Dia juga mengingatkan agar masyarakat jangan cepat percaya pada berita, baik berita yang berupa foto, video, ataupun konten narasi yang mengandung unsur provokatif, ujaran kebencian, adu domba, dan fitnah.

“Kita harus bijak dan cerdas dalam menyaring setiap informasi. Kita harus saring sebelum sharing agar kita tidak menjadi bagian dari orang yang menyebarkan fitnah dan kebencian,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper