Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia, Vladimir Putin dibuat kesal karena merasa urusan pribadi dirinya terus menjadi makanan empuk oleh pihak Barat. Baru-baru ini, mantan istri Putin, Lyudmila Ocheretnaya diberikan sanksi oleh pemerintah Inggris.
Dilansir dari New York Times, Sabtu (14/5/22) pemerintah Inggris juga memberikan sanksi kepada kekasih Putin saat ini Alina Kabaeva dengan alasan beberapa keterkaitan mereka dengan jaringan pengaliran dana kekayaan milik Putin.
“Kami mengekspos dan menargetkan jaringan yang menopang gaya hidup mewah Putin dan memperketat lingkaran dalam dirinya," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss.
Dalam laporan lain, pihak barat sedang mengalami kegelisahan ketika Finlandia dan Swedia mengisyaratkan untuk bergabung bersama dengan NATO. Meskipun bergabungnya kedua negara tersebut menguntungkan, akan tetapi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan mengatakan hal sebaliknya.
Erdogan mengisyaratkan keberatannya terhadap perluasan aliansi tersebut, dirinya menganggap jika Rusia akan mendapatkan keuntungan dari hal ini. Hal ini membuat para menteri luar negeri aliansi itu akan bertemu Sabtu di Jerman, dan mengundang rekan-rekan dari Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan mereka.
Diketahui, Rusia telah mengambil sekitar 80 persen wilayah Donbas di Ukraina timur, di mana serangan terakhirnya terkonsentrasi pada wilayah tersebut. Jika Moskow dapat menguasai wilayah itu, itu akan mendapatkan pengaruh yang signifikan dalam setiap pembicaraan di masa depan.
Selain Dobas, pada hari Jumat lalu pasukan Rusia terus membombardir kota-kota yang sebagian besar ditinggalkan dan dihancurkan di Donbas sementara pasukan Ukraina mengusir pasukan Rusia lebih jauh dari Kharkiv di timur laut.
Serangan balasan Ukraina di sana mulai menyaingi serangan yang mendorong pasukan Rusia menjauh dari Kyiv, ibu kota Ukraina, bulan lalu, kata Institute for the Study of War, sebuah kelompok riset Washington.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa citra satelit mengkonfirmasi jika pasukan Ukraina juga telah menghancurkan batalion Rusia ketika mencoba untuk menyeberangi jembatan ponton di atas sungai di timur laut Ukraina awal pekan ini.
Meskipun tidak jelas berapa banyak tentara yang tewas, hamburan kendaraan yang terbakar dan hancur di sepanjang tepi sungai menunjukkan bahwa Rusia telah menderita kerugian besar.