Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono menilai transisi pandemi menuju endemi di Indonesia belum menjadi jawaban yang dibutuhkan Indonesia.
Menurut Pandu, kebutuhan saat ini adalah kemampuan untuk menjadikan pandemi Covid-19 agar dapat terkendali dengan baik dan tepat.
“Indonesia diharapkan mencapai kondisi pandemi terkendali, karena hospitalisasi dan kematian berhasil ditekan rendah, walaupun penularan masih tetap terjadi,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (12/5/2022).
Dia melanjutkan, belum tepat untuk menargetkan endemi sebagai tujuan akhir dalam menghadapi Covid-19, tetapi pandemi yang terkendali merupakan jawaban yang lebih bijak.
Penyebabnya, apabila pandemi terkendali sudah terjadi, maka pemerintah harusnya sudah tak perlu lagi memperpanjang kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Dikatakan, pemerintah juga telah mengizinkan warga mudik Lebaran -- sama sekali tak ada pembatasan kegiatan masyarakat yang diterapkan.
Baca Juga
"PPKM pembatasan kegiatan masyarakat. Mudik itu juga sudah melanggar PPKM. Selama puasa PPKM itu sebenarnya sudah dihentikan," katanya.
Kendati demikian, terdapat faktor yang berperan menuju pandemi terkendali antara lain: tingkat rawat inap dan kematian, beban sistem kesehatan, jumlah kasus baru, positivity rate, vaksinasi, kebijakan pemerintah, perilaku masyarakat, dan pengobatan baru.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), transisi endemi marupakan suatu proses dimana periode dari pandemi menuju ke arah endemi dengan sejumlah indikator.
Indikator yang dimaksud laju penularan harus kurang dari 1 persen, angka positivity rate harus kurang dari 5 persen, tingkat perawatan rumah sakit harus kurang dari 5 persen, dan angka fatality rate atau kematian harus kurang dari 3 persen.
Tidak hanya itu, level PPKM berada pada transmisi lokal level tingkat 1. Adapun kondisi–kondisi ini harus terjadi dalam rentang waktu tertentu misalnya 6 bulan.
