Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI membantah bahwa penyakit hepatis akut berat yang menyerang anak di bawah 16 tahun disebabkan oleh vaksinasi Covid-19.
Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Hanifah Oswari menegaskan, berita yang mengaitkan penyakit ini dengan vaksin Covid-19 adalah tidak benar atau hoaks.
"Itu tidak benar, tidak ada bukti hepatitis ini berhubungan dengan vaksin Covid-19. Memang ada berhubungan dengan virusnya, tetapi itupun belum ada bukti berhubungan secara langsung, karena masih mungkin ini kejadian yang bersamaan, tetapi bukan penyebab pastinya," tuturnya dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Kamis (5/5/2022).
Hanifah mengatakan bahwa menghubungkan virus sendiri dengan penyakitnya belum bisa ditentukan, apalagi dengan vaksinnya. Oleh karena itu, hal ini perlu diluruskan, apalagi pemerintah juga tengah melakuan banyak hal.
Misalnya pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan surat edaran terkait penemuan kasus hepatitis akut. Kemenkes meminta dukungan serius Pemda, Faskes, kantor kesehatan pelabuhan, SDM kesehatan, dan pemangku kepentingan soal penemuan hepatitis akut.
Kewaspadaan meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSCM Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam rentang dua minggu terakhir.
Baca Juga
Hanifah mengatakan, terdapat beberapa dugaan yang menjadi penyebab hepatitis akut pada anak. Beberapa virus antara lain Adenovirus 41, SARS CoV-2, TBC, dan EBV.
"Kebanyakan dari virus-virus itu diduga penularannya melalui saluran pencernaan dan nafas," ujarnya.
Oleh sebab itu, Hanifah meminta masyarakat agar melakukan tindakan pencegahan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Untuk menjaga [penyebaran virus] dari saluran pencernaan, melakukan tindakan cuci tangan dengan sabun saat hendak makan atau minum. Pastikan makanan minuman matang dan tidak menggunakan alat makan bersamaan dengan orang yang sedang sakit, dan menghindari anak kontak dari orang yang sedang sakit," ujarnya.
Sementara untuk mencegah penyebaran virus dari saluran pernafasan, bisa menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.