Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian Jerman Cem Oezdemir menilai serangan Rusia terhadap infrastruktur gandum milik Ukraina merupakan salah satu upaya untuk mengurangi persaingan kedua negara tersebut di pasar ekspor dunia.
Rusia dan Ukraina merupakan pesaing utama di pasar biji-bijian global.
Diketahui bahwa harga gandum secara global telah meningkat sekitar 40 persen sejak invasi Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022. Aksi militer tersebut mampu memangkas pasokan biji-bijian di pasar dunia.
Dikutip dari www.channelnewsasia.com, Senin (2/5/2022), Ukraina disebut sebagai pengekspor biji-bijian terbesar keempat di dunia pada musim 2020/2021 dengan total penjualan akhir sebesar 44,7 juta ton. Namun, volume ekspor tersebut merosot tajam sejak invasi Rusia.
Selain itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut bahwa negaranya dapat kehilangan puluhan ton biji-bijian akibat blokade yang dilakukan Rusia terhadap Pelabuhan Laut Hitam.
Menurutnya, hal itu menjadi salah satu alasan dari kemungkinan terjadinya krisis pangan di wilayah Eropa, Asia, dan Afrika.
Baca Juga
Kecurigaan terhadap rencana penyerangan gudang biji-bijian, area pertanian, dan infrastruktur milik Ukraina semakin menguat setelah munculnya isu bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tengah mencari cara untuk menyingkirkan Rusia sebagai pesaing.
“Dengan meningkatnya tingkat kelaparan di dunia, Rusia terus membangun tekanan dan pada saat yang sama, kenaikan harga pasar secara besar-besaran dapat menguntungkan Rusia karna hal ini mampu membawa uang baru ke negara tersebut,” ujar Oezdemir.
Menanggapi hal itu, Menteri Pertanian Jerman tersebut mengatakan bahwa dia akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana Ukraina bisa mendapatkan bantuan untuk meningkatkan ekspor bijian-bijian pada pertemuan para Menteri Pertanian G7 pertengahan Mei mendatang.
“Kita harus mencari metode transportasi alternatif seperti transportasi kereta spi. Transportasi tersebut dapat menjadi upaya untuk mengekspor lebih banyak biji-bijian, meskipun membutuhkan lebih banyak usaha dan dengan kapasitas yang terbatas,” ucapnya Senin (2/5/2022).
Sementara itu, Ukraina sendiri telah secara bertahap memperluas ekspor biji-bijian dengan menggunakan transportasi darat ke wilayah Uni Eropa. Namun, lebar rel yang berbeda di wilayah Uni Eropa membuat kereta tersebut tidak dapat beroperasi secara otomatis di jaringan rel Eropa.