Bisnis.com, JAKARTA - CEO Tesla Elon Musk sedang semringah lantaran berhasil membeli saham Twitter senilai US$44 miliar. Musk membawa misi menciptakan kebebasan berbicara atau free speech di jagad Twitter pascaakuisisi tersebut.
"Kebebasan berbicara adalah landasan demokrasi yang fungsional dan Twitter adalah garda terdepan dunia digital tempat hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan," kata Musk seperti dikutip BBC.com, Selasa (26/4/2022).
Banyak pihak mempertanyakan seperti apa free speech yang diinginkan Musk.
Melalui kicauannya di akun Twitter pribadinya @elonmusk, CEO perusahaan swasta pesawat luar angkasa SpaceX ini menegaskan bahwa free speech yang dimaksud tetap sesuai dengan koridor hukum.
"Yang saya maksud dengan 'kebebasan berbicara' hanyalah yang sesuai dengan hukum. Saya menentang sensor yang jauh melampaui hukum. Jika orang ingin lebih sedikit kebebasan berbicara, mereka akan meminta pemerintah untuk mengeluarkan undang-undang untuk itu. Oleh karena itu, melampaui hukum bertentangan dengan kehendak rakyat," cuitnya, Rabu (27/4/2022).
Bukan tanpa alasan Musk ngebet mengakuisisi Twitter. Selain memiliki banyak potensi untuk dikembangkan, Twitter juga memiliki salah satu platform sosial media dengan pengguna aktif terbanyak di dunia.
Baca Juga
Berdasarkan data yang dirilis statista.com, Monetizable Daily Active Users (mDAU) mencapai 217 juta hingga akhir 2021.