Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Kehidupan Sosial dan Moral untuk Bendung Komunisme dan Radikalisme

Mahfud menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan masyarakat tanpa kelas, komunisme berada di titik ekstrem dengan menghalalkan segala cara. Kekuasaan negara harus direbut dengan jalan revolusi oleh kelompok proletar.
Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD./Antara
Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menekankan pentingnya menjaga kehidupan sosial dan moral peradaban masyarakat sesuai dengan ajaran Islam. Ini sebagai agenda utama mencegah berkembangnya komunisme dan radikalisme.

“Komunisme dan radikalisme sebagai pandangan dan cara berpikir tentu memiliki kesempatan untuk bangkit dan merebak, jika ada pada situasi dan kondisi sosial yang tepat, yaitu saat terjadi ketidakadilan atau saat kehidupan masyarakat mengalami kemerosotan moral. Maka menjaga kehidupan sosial dan moral peradaban masyarakat sesuai dengan ajaran Islam adalah agenda utama untuk mencegah berkembangnya komunisme dan radikalisme,” katanya melalui keterangan pers, Selasa (19/4/2022).

Mahfud menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan masyarakat tanpa kelas, komunisme berada di titik ekstrem dengan menghalalkan segala cara. Kekuasaan negara harus direbut dengan jalan revolusi oleh kelompok proletar.

Kekuasaan yang dimiliki negara proletariat, tambah Mahfud, tidak boleh dibatasi sehingga disebut diktator ploretariat yang dalam sejarah negara di dunia selalu melahirkan penderitaan. Akhirnya sistem itu runtuh satu demi satu.

Menurutnya, radikalisme juga bertentangan dengan ajaran Islam dari titik paling prinsipil hingga praktik yang dilakukan. Ajaran Islam meletakkan kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT. Sedangkan kebenaran manusia bersifat relatif

Oleh karena itu, Mahfud menerangkan bahwa setiap yang diyakini sebagai kebenaran oleh manusia harus selalu menyisakan ruang untuk melihat dan berdialog dengan kebenaran lain.

Hal tersebut tidak berlaku dalam pandangan radikalisme yang berpangkal pada klaim kebenaran tunggal yang ada pada kelompok mereka sendiri.

“Kelompok lain pasti salah dan harus tunduk pada kebenaran yang mereka yakini. Jika tidak tunduk, maka harus dibinasakan dengan menghalalkan semua cara termasuk penyiksaan dan pembunuhan,” jelasnya.

Pandangan tersebut baginya juga bertentangan ajaran Islam yang menciptakan manusia dan umat manusia itu beragam, tidak seragam.

Manfud menekankan bahwa pandangan masyarakat Indonesia berlandaskan ajaran Islam washatiyah telah membentuk kekuatan komunal sehingga komunisme yang bersifat ekstrem dan anti Tuhan tidak dapat menguasai bangsa Indonesia.

Komunisme pun sempat berkembang dan membentuk partai politik di Indonesia. Akan tetapi tidak berhasil melakukan revolusi dan membentuk diktator ploretariat.

“Demikian pula dengan radikalisme di negara kita tidak mudah berkembang adalah karena Islam yang diyakini oleh masyarakat Indonesia adalah Islam washatiyah,” ujar Mahfud.

Saat ini Mahfud melihat masih terdapat pemikiran dan kelompok radikal meski perkembangannya masih terkontrol. Beberapa kali mereka menunjukkan manifestasinya dalam bentuk aksi teror yang mengorbankan manusia dan harmoni sosial.

Jika paham radikalisme ini tidak terkontrol dan menjadi keyakinan mayoritas umat Islam, Indonesia, terang Mahfud akan dengan mudah menjadi seperti Syiria dan Afghanistan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper