Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerman dan Prancis Usir Puluhan Diplomat Rusia

Moskow menyatakan keputusan Jerman untuk mengusir sejumlah diplomat Rusia "tidak bersahabat" dan akan memperburuk hubungan kedua negara.
Ilustrasi: Bendera Jerman terpasang di sebuah rumah di Dortmund,  19 Juni  2012./Reuters
Ilustrasi: Bendera Jerman terpasang di sebuah rumah di Dortmund, 19 Juni 2012./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jerman menyatakan 40 diplomat Rusia sebagai "orang yang tidak diinginkan" atau sebuah sikap yang sama dengan pengusiran mereka dari negara itu.

Pernyataan itu dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock sebagaimana juga yang dilakukan oleh sejumlah negara Eropa lainnya sebagai reaksi perang Rusia di Ukraina.

Tak lama setelah pengumuman Jerman, Prancis mengatakan akan mengusir 35 diplomat Rusia sebagai bagian dari aksi bersama Eropa. Sebelumnya pada hari Senin, Lithuania juga mengusir Duta Besar Rusia.

Berbicara soal Rusia yang menghadapi kritik global atas tuduhan pasukannya telah melakukan kekejaman di Bucha, sebuah kota dekat Kyiv, Baerbock mengatakan bahwa pengusiran itu merupakan tanggapan terhadap “kebrutalan yang luar biasa” yang dilakukan Kremlin di Ukraina.

“Foto-foto dari Bucha berbicara tentang kebrutalan yang luar biasa oleh para pemimpin Rusia dan oleh mereka yang mengikuti propagandanya dengan keinginan tak terbatas untuk memusnahkan,” kata Baerbock seperti dikutip Aljazeera, Selasa (5/4).

Moskow menyatakan keputusan Jerman untuk mengusir sejumlah diplomat Rusia "tidak bersahabat" dan akan memperburuk hubungan kedua negara.

“Pengurangan tidak berdasar atas jumlah staf diplomatik Rusia di Jerman akan mempersempit ruang untuk mempertahankan dialog antara kedua negara yang akan mengarah pada penurunan lebih lanjut dalam hubungan Rusia-Jerman,” menurut Kedutaan Rusia di Berlin dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram.

Kemarin Prancis mengumumkan akan mengusir puluhan diplomat Rusia.

"Prancis memutuskan malam ini untuk mengusir sejumlah personel Rusia dengan status diplomatik yang ditempatkan di Prancis yang kegiatannya bertentangan dengan kepentingan keamanan kami," menurut Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu puluhan mayat ditemukan di kuburan massal atau berserakan di jalan-jalan setelah penarikan pasukan Rusia dari Bucha. Akan tetapi Kremlin membantah tuduhan negara Barat bahwa pasukan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha.
Baerbock mengatakan "gambar serupa" harus diwaspadai "di tempat lain yang diduduki pasukan Rusia".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Aljazeera
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper