Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) menjadi sorotan setelah salah satu ketuanya, Arief Rosyid yang juga menjabat Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI) dipecat dari keanggotaan DMI.
Arief dipecat karena memalsukan tanda tangan Jusuf Kalla (JK) dan Imam Addaruqutni, selaku Ketua Umum dan Sekjen DMI terkait surat undangan Festival Ramadhan kepada Wapres KH Ma’ruf Amin. Sampai saat ini, belum jelas maksud dan motif dari Arief memalsukan tanda tangan tersebut.
DMI sendiri merupakan ormas Islam yang cukup strategis keberadaannya, seperti halnya NU, Muhammadiyah dan Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII). DMI yang didirikan tahun 1972 atau sudah berusia 50 tahun ini memiliki tujuan untuk mewujudkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan masyarakat dan persatuan umat.
DMI mempunyai kepengurusan di setiap provinsi dan kabupaten di Indonesia. Pimpinan pusat DMI dipilih secara demokratis setiap lima tahun melalui muktamar nasional. Sebelum Jusuf Kalla, posisi ketua umum DMI diduduki Tarmizi Taher yang pernah menjabat sebagai Menag periode 1993-1998.
JK sendiri merupakan mantan Wapres di era SBY dan Jokowi. Ia terpilih dua periode di DMI, mulai dari 2012-2017 dan 2017-2022. Kepengurusan DMI era JK diisi oleh figur-figur yang memang dikenal sebagai orang dekat JK, seperti mantan Wakil Kapolri Komjen Pol (Purn) Syafruddin, Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan dan Gubernur DKI Anies Baswedan.
Selain itu, ada juga mantan Menkominfo Rudiantara dan Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, pengusaha Erwin Aksa, mantan Dirut BPJS Kesehatan Fahmi Idris dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. JK sendiri menuturkan para petinggi atau pejabat yang menjadi pengurus di DMI bukan untuk mewakili lembaganya, tetap masuk kepengurusan sebagai pribadi.
Baca Juga
DMI akhir tahun lalu baru saja dihibahkan tanah di Matraman oleh pemerintah, untuk dibangun sebagai kantor pusat. Selama ini, DMI tidak memiliki kantor yang layak dan menumpang di Masjid Istiqlal. Keinginan memiliki kantor sendiri disampaikan JK saat masih mendampingi Jokowi sebagai wapres.
Sementara itu, Arief Rosyid yang dipecat JK diketahui lulusan Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin 2010 dan magister Universitas Indonesia bidang Kebijakan Kesehatan tahun 2014 yang pernah menjadi Ketua Umum PB HMI, memang dikenal sebagai loyalis JK. Ia juga pernah berada di Tim Kampanye Nasional (TKN) sebagai Wakil Direktur Milenial.
Kedekatannya dengan JK dan pernah berada di TKN mengantarkan Arief ke kursi empuk Komisaris Independen BSI. Sebelumnya, Arief juga menjabat sebagai Komisaris PT Bank Syariah Mandiri pada 2020-2021. Selepas dipecat dari DMI, belum diketahui apakah posisinya sebagai Komisaris Independen BSI terancam atau tetap aman.