Bisnis.com, JAKARTA – Nama Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman sedang ramai dibicarakan. Bukan gara-gara masalah huku, tetapi lantaran dia berencana untuk menikahi adik kandung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Idayati dan hal ini membuatnya untuk diminta melepas jabatanya setelah menikahinya.
Pernikahan ini dikabarkan akan digelar pada 26 Mei 2022 di Solo, Jawa Tengah. Jika pernikahan ini terjadi maka Anwar Usman menjadi adik ipar Jokowi.
Lantas, siapa sebenarnya Anwar Usman dan bagaimana rekam jejaknya hingga menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi?
Dilansir dari situs mkri.id yang merupakan situs resmi dari Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman lahir dari pasangan Usman A. Rahim beserta Ibunda Hj. St. Ramlah pada 31 Desember 1956.
Anwar mengawali karir nya sebagai guru honorer pada 1975. Dia dibesarkan di Desa Rasobou, Kecamatan Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sedari kecil, Anwar terbiasa hidup mandiri. Pada 1969 lulus dari SDN 03 Sila, Bima, Anwar pergi meninggalkan desa selama 6 tahun untuk melanjutkan Pendidikannya di Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN).
Pada 1975, Anwar merantau lebih jauh ke Jakarta untuk mengawali karirnya sebagai guru honorer di SD Kalibaru. Dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, dia juga memulai melanjutkan Pendidikan nya ke perguruan tinggi dan memilih Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta.
Berbeda dari teman-temannya yang melanjutkan ke jurusan Pendidikan IAIN dan IKIP, dia justru mengambil Fakultas Hukum kala itu dan Anwar dinyatakan lulus pada 1984
Baca Juga
Perjalanan Teater
Anwar gemar dalam kegiatan teater dibawah asuhan Ismail Soebarjo selama menjadi mahasiswa. Selain itu, dia juga terdaftar sebagai anggota Sanggar Aksara dan sudah beradu akting dengan Bintang kala itu Nungki Kusumastiti, Frans Tumbuan dan Rini S. Bono.
Dia juga sering bekerja sama dengan sutradara yang sudah ternama juga merupakan guru teaternya, yaitu Ismail Soebarjo dengan judul "Perempuan dalam Pasungan" pada 1980.
Namun, perjalanan di dunia hiburan justru dikritik oleh orang tuanya. Pasalnya, Anwar pergi dengan alasan melanjutkan pendidikan, tapi malah menjadi bintang film.
Meski demikian, Anwar menyebutkan pengalaman di dunia teater merupakan hal yang paling berksan dan mengajarkanya banyak hal termasuk filosfi kehidupan. Seperti pada saat bertutur kata dengan sumpahnya di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Anwar mengatakan teaterlah yang bisa mengatasi kegugupannya saat itu.
Perjalanan Hukum
Pada 1985, Anwar diangkat menjadi Calon Hakim Pengadilan negeri Bogor. Dia mengatakan bahwa sebenarnya jadi hakim bukan keinginannya. Namun, jika diamanahkan, Anwar siap sedia untuk melaksanakan perintah tersebut.
Dalam Mahkamah Agung, dia menjabat sebagai Asisten Hakim Agung dari 1997 – 2003. Selama perjalannya sebagai asisten, Anwar melanjutkan pendidikanya di STIH IBLAM Jakarta dengan mengambil Program Studi Magister pada 2001.
Kariernya berlanjut dengan pengangkatannya menjadi Kepala Biro Kepegawaian Mahkamah Agung selama 3 tahun dari 2003-2006. Pengalaman karirnya sebagai hakim tidak sendiri karena ada juga putera dari Bima, NTB yang sama-sama menjadi Hakim Konstitusi, yaitu Hamdan Zoelva.
Pada 2010, Anwar melanjutkan lagi pendidikannya ke jejang S3 Program Bidang Ilmu Studi Kebijakan Sekolah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Perkembangan Mahkamah Konstitusi selalu diikutinya dan hal ini membuat Anwar terbiasa dengan lingkungan di MK. Anwar pun berprinsip untuk menjalankan tugas dengan mencontoh ajaran Rasulullah SAW, yang melakukan penegakan hukum dalam jalur keadilan dan diberlakukan kepada siapapun tanpa terkecuali.
Anwar menyebutkan bahwa keluarganya adalah segala-galanya juga merupakan sumber dari semangatnya dan hal ini membuatnya bertahan dalam perjalanan karirnya.
Namun, pada 26 Februari 2021 Istri dari Anwar Usman meninggal dunia. Dalam pernikahannya ia dikaruniai tiga orang anak bernama Kurniati Anwar, Kahiril Anwar, dan Sheila Anwar.