Dilebur ke BRIN
Kepala Kantor Kebun Raya Cibodas Fitri Kurniawati mengatakan ada lima fungsi penting manfaat Kebun Raya Bogor bagi masyarakat luas, yakni konservasi, penelitian, pendidikan lingkungan, wisata, dan jasa lingkungan.
"Tambahan, berkontribusi dalam perekonomian masyarakat sekitarnya," katanya kepada Bisnis di Cibodas, Kamis (18/3/2022).
Usai dilebur ke dalam BRIN, Fitri optimistis peran kebun raya sebagai tempat konservasi lebih optimal. Pasalnya, saat ini banyak peneliti kehutanan yang berada di bawah naungan BRIN.
Alhasil, konservasi pun tidak hanya lewat eksitu, melainkan juga melalui insitu atau melakukan konservasi di wilayah asal tanaman tersebut.
“Sekarang banyak juga peneliti-peneliti dari kehutanan yang masuk ke BRIN. Jadi bicara konservasinya tidak hanya soal eksitu saja. Sekarang karena ada peneliti kehutanan, konservasi eksitu dan insitu sudah ranah BRIN,” ujarnya.
Selain itu, peneliti saat ini lebih fokus ke dalam kegiatan riset usai dilebur ke BRIN.
“Jika sekarang dengan dilebur ke BRIN ada pusat risetnya. Sedangkan rekan-rekan penelitinya sekarang lebih fokus ke penelitian. Kalau dulu masih bisa tuh penelitinya ikut di bagian apa di bagian apa, double-double. Tapi kita tetap kolaborasi cuma secara nomenklatur keorganisasian perubahannya lebih ke sana,” jelas nahkoda kebun raya yang didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu.
Dikelola Swasta
LIPI menyerahkan pengelolaan Kebun Raya ke pihak swasta dalam urusan objek wisata, dalam hal ini PT Mitra Natura Raya. Pengelolaan empat Kebun Raya yakni Kebun Raya Bogor, Cibodas, Purwodadi, dan Bali oleh pihak swasta sudah dilakukan sejak awal tahun 2020.
General Manager PT Mitra Natura Raya Marga Anggrianto mengatakan, pihaknya saat ini bertugas memperbaiki sistem pelayanan publik kebun raya. Dimulai dari sistem tiketing, sistem fasilitas makan, hingga fasilitas tur wisata.
“Tugas itulah agar kebun raya memiliki pelayanan lebih baik,” ujar Marga kepada Bisnis di Kebun Raya Cibodas, Kamis (18/3/2022).
Seiring pandemi pada Maret 2020, Marga mengungkap kondisi bisnis kebun raya masih bertahan, sehingga pihaknya belum bisa melakukan banyak hal.
“Tapi berupaya secara pelayanan semakin baik, kebersihan semakin baik, dengan adanya pandemi kita belum bisa banyak improvisasi,” ujarnya.
Bahkan, pendapatan kebun raya sejak pandemi, turun hingga 50 persen.
“Jika dikomparasikan sebelum pandemi, 2019-an, sekitar 50 persen penurunannya.”
Meski bermunculan tempat wisata baru di kawasan puncak, Marga mengaku tak resah sebab kebun raya memiliki keunggulan tersendiri.
“Nuansa pendidikan terkait hayati, dan unsur botaninya yang kita punya. Jadi itu nilai plusnya,” kata Marga.
Sebelumnya, Tri Handoko yang waktu itu masih menjadi Ketua LIPI (sekarang BRIN) mengatakann alih kelola tersebut dilakukan karena pihaknya tidak memiliki kapasitas dan kemampuan untuk mengekplorasi potensi kebun raya di era kekinian.
Menurut Tri, kebun raya di bawah LIPI memiliki beberapa fungsi yakni riset atau menyimpan tumbuhan di luar habitat asli, eduwisata, jasa lingkungan, dan pendidikan.
Sementara pihak swasta akan mengoptimalkan potensi fungsi wisata dan pendidikan.