Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's: Waspadai Inflasi Kuartal II/2022 Imbas Perang Rusia vs Ukraina

Kepala Ekonom Asia Pasifik Moody's Analytics Steve Cochrane mewaspadai inflasi dunia pada kuartal II/2022 akibat imbas dari perang Rusia vs Ukraina.
Asap dan api terlihat di Kyiv saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). REUTERS/Gleb Garanich
Asap dan api terlihat di Kyiv saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). REUTERS/Gleb Garanich

Bisnis.com, JAKARTA — Moody's Analytics menilai bahwa perang Rusia vs Ukraina tidak membawa dampak langsung yang besar terhadap negara-negara Asia Pasifik. Namun, tingginya harga energi secara global berpotensi meningkatkan inflasi di kawasan tersebut pada kuartal II/2022.

Kepala Ekonom Asia Pasifik Moody's Analytics Steve Cochrane menjelaskan bahwa jumlah impor energi negara-negara Asia Afrika yang terdampak oleh konflik Rusia Ukraina hanya sekitar 10,6 persen. Jumlah itu pun didominasi oleh China, dengan impor energi dari Rusia dan Ukraina mencapai setengah dari total impor Asia Pasifik.

Steve menilai bahwa saat ini dampak langsung konflik Rusia Ukraina akan terasa bagi negara-negara yang melakukan impor energi, dan komoditas khusus seperti pupuk—oleh Indonesia dan Malaysia. Rendahnya dampak langsung itu membuat negara-negara Asia Pasifik mampu terjaga dari lonjakan inflasi, seperti yang terjadi di Eropa.

Meskipun begitu, dia menilai bahwa negara-negara Asia Pasifik berpotensi merasakan tekanan inflasi dalam beberapa waktu ke depan. Tingginya harga energi dapat mendorong naiknya harga berbagai komoditas dan kebutuhan.

"Kawasan Asia Pasifik sebagian besar telah terhindar dari percepatan inflasi yang sekarang terlihat di Eropa dan Amerika Utara. Namun, pada kuartal kedua tahun ini, harga komoditas global yang tinggi diperkirakan mulai merembes ke harga produsen dan konsumen di seluruh kawasan," ujar Steve pada Senin (21/3/2022).

Dia menilai bahwa kinerja ekonomi negara-negara Asia Pasifik memang tercatat cukup kuat sejak kuartal IV/2021 sehingga normalisasi kebijakan dari dampak Covid-19 dapat mulai berjalan. Kondisi itu turut memengaruhi terjaganya laju inflasi negara-negara Asia Pasifik.

Meskipun begitu, Moody's Analytics menilai bahwa risiko kenaikan inflasi dan pengaruhnya terhadap neraca pembayaran dapat terjadi di hampir seluruh kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, Steve menilai bahwa perlu terdapat adanya langkah antisipasi.

"Risiko utama Asia Pasifik adalah inflasi yang lebih tinggi karena harga komoditas global yang lebih tinggi, bahkan jika bersumber dari tempat selain Rusia atau Ukraina," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper