Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti Pusat Penelitian Kewilayahan (P2W) BRIN, Profesor Cahyo Pamungkas mengungkap, bahwa pendekatan keamanan yang dilakukan pemerintah terhadap Papua tidak membuahkan hasil selain kekerasan.
Hal itu diungkapkannya terkait insiden pembantaian di Kamp Palapa Timur Telematika (PTT) di Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (1/3/2022) oleh KKB yang dipimpin Terry Aibon.
“Selama ini pendekatan keamanan yang dilakukan pemerintah tidak berhasil untuk mengatasi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, OPM, TNPB dan lain-lain. Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (7/3/2022).
Dikatakan, pendekatan dialogis terhadap Papua adalah kunci agar spiral kekerasan di Papua tidak terus terjadi.
Menurut Cahyo, pendekatan dialogis sudah terbukti berhasil saat menyelesaikan konflik di Aceh yang ingin merdeka.
“Oleh karena itu, seharusnya melakukan pendekatan alternatif seperti dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yaitu dialog,” lanjutnya.
Baca Juga
Pemerintah pusat harus melakukan dialog dengan pihak-pihak yang ingin merdeka dari Indonesia. Baik itu dari kelompok diaspora yang di luar negeri atau yang ada di dalam Papua sendiri. Jadi dialog ini solusi yang bermartabat.
“Jika tidak melalui dialog akan berulang-ulang terus. Ketika angkat senjata, pendekatan keamanan, akan bereaksi juga,” imbuhnya.
Seperti diketahui, kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa di Papua terus terjadi. Terbaru, delapan orang karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) tewas dibantai KKB.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bertanggung jawab atas insiden penembakan di Kamp Palapa Timur Telematika (PTT) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Polda Papua menyebut pemimpin penyerangan adalah Terry Aibon.
Direktur Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faizal Rahmadani mengatakan, Terry Aibon adalah anak buah Nau Waker yang pada April 2021 diduga membakar tiga sekolah di Distrik Boega.
"Namun untuk lebih memastikan anggota masih melakukan pendalaman," kata Faizal kepada Antara, Sabtu (5/3/2022).