Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan, pemerintah telah menyalurkan dana desa hingga total hingga Rp400,1 triliun pada 2021.
Dia melanjutkan, penyaluran tersebut turut berdampak terhadap peningkatan status desa, pada 2015 desa mandiri di Indonesia baru berjumlah 174 desa, kemudian pada 2021 meningkat menjadi 3.269 desa dari total 74.961 desa pada 2021.
“Ke depan dana desa harus dapat dirasakan langsung oleh warga desa terutama pada lapisan bawah dan pemanfaatan dana desa harus berdampak langsung pada kebangkitan ekonomi desa dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa,” ujarnya dalam agenda seminar kepala desa secara daring, Kamis (24/2/2022).
Dia melanjutkan, sejak 2021 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) telah memberikan arah bagi kebijakan pembangunan desa yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan Desa.
“SDGs Desa merupakan upaya terpadu dari pembangunan berkelanjutan yang mentargetkan 18 tujuan. Tujuan kedelapan belas yaitu kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaftif dapat menggambarkan pembangunan desa di Indonesia yang memastikan identitas budaya tetap dihormati,” tuturnya.
Abdul menyebut, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga merupakan target dalam pengembangan desa. Penyebabnya, pendidikan desa berkualitas masuk dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca Juga
"Sudah menjadi hukum alam untuk meraih sesuatu yang baik di masa depan, maka harus ada pengorbanan, harus ada ikhtiar, harus ada kerja keras di masa ini. Itulah makna penting Pendidikan Anak Usia Dini," katanya.
Dia berharap seluruh pihak memiliki persepsi yang sama dalam pengembangan pendidikan di desa.
"Sehingga tercapai SDGs desa tujuan ke empat dari 18 SDGs, yaitu pendidikan desa berkualitas dan terwujudnya masa depan anak desa yang lebih baik," ujarnya.
Bahkan, Abdul mengatakan kerja keras pengembangan PAUD sejatinya untuk memperbaiki generasi penerus bangsa.Pengembangan PAUD tak boleh berorientasi untuk generasi saat ini.
"Untuk masa depan yang baik maka kerja-kerja kita hari ini seyogyanya sebesar-besarnya hanya untuk generasi dan anak kita, bukan untuk kita hari ini, karena, anak adalah masa depan kita," tutur Abdul.