Bisnis.com, JAKARTA--AS memperingatkan PBB bahwa Rusia memiliki rencana untuk membunuh sejumlah besar kritikus, pembangkang, dan “kelompok yang rentan” di Ukraina atau mengirim mereka ke kamp setelah melakukan invasi.
Duta Besar Bathsheba Nell Crocker, perwakilan AS untuk Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, baru-baru ini membuat pernyataan itu dalam sebuah surat kepada Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet. Surat itu untuk pertama kali dilaporkan Minggu malam oleh The Washington Post.
NBC News memperoleh surat itu, yang menyatakan "Kami memiliki informasi yang kredibel yang menunjukkan pasukan Rusia telah membuat daftar orang-orang Ukraina yang diidentifikasi untuk dibunuh atau dikirim ke kamp-kamp setelah pendudukan militer.
Crocker mengatakan dalam surat itu bahwa AS yakin Rusia akan menargetkan mereka yang menentang tindakan Rusia, termasuk pembangkang Rusia dan Belarusia di pengasingan di Ukraina, jurnalis dan aktivis anti-korupsi.
Demikian juga dengan populasi rentan seperti gilongan agama dan etnis minoritas serta kelompok LGBT, memurut dokumen tersebut. Juga disebutkan bahwa akan ada pelanggaran hak asasi manusia berskala besar dan para pengunjuk rasa juga akan menghadapi kekerasan yang tidak adil.
Baca Juga
“Kami juga memiliki informasi yang kredibel bahwa pasukan Rusia kemungkinan akan menggunakan langkah-langkah mematikan untuk membubarkan protes damai atau melawan latihan yang dianggap perlawanan dari penduduk sipil,” menurut surat itu seperti dikutip CNBC.com, Senin (21/2).
Dikatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengangkat masalah ini dengan Dewan Keamanan PBB pekan lalu. AS juga mengemukakan kekhawatiran tersebut dalam debat di Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada 15 Desember.
Saat ini lebih dari 150.000 tentara Rusia berkemah di luar Ukraina.
Sementara itu, sumber Gedung Putih mengatakan Minggu malam bahwa rencana pertemuan antara Presisen AS, Joe Biden dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak akan mengubah keyakina bahwa Rusia memiliki rencana untuk segera melakukan invasi ke Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel