Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Ini Penyebab Tewasnya Penghuni Kerangkeng Bupati Langkat

Tindak kekerasan itu terjadi dalam ''upacara sambutan' yang dilakukan oleh para penghuni lama terhadap mereka yang baru masuk.
Polisi memeriksa kerangkeng manusia yang berada di kediaman pribadi Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Rabu (26/1/2022)./Antara
Polisi memeriksa kerangkeng manusia yang berada di kediaman pribadi Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Rabu (26/1/2022)./Antara

Bisnis.com, MEDAN - Juru bicara pihak keluarga Terbit Rencana Peranginangin, Mangapul Silalahi, mengakui tindak penganiayaan biasa dialami oleh para penghuni yang baru dijebloskan dalam kerangkeng di kediaman pribadi Bupati Langkat nonaktif tersebut terjadi. 

Mangapul mengistilahkan tindak kekerasan itu bagai ''upacara sambutan' yang dilakukan oleh para penghuni lama terhadap mereka yang baru masuk. 

Menurutnya, perlakuan itu lumrah terjadi di tempat-tempat pembinaan seperti Lembaga Permasyarakatan (Lapas) maupun Rumah Tahanan (Rutan). 

"Kemudian ketika dimasukkan ke tempat pembinaan ada semacam, apa ya namanya, 'upacara sambutan' lah. Dan itukan bukan rahasia umum. Kita tahu persis di beberapa Rutan," kata Mangapul kepada Bisnis, Senin (21/2/2022).  

Mangapul mengatakan, tempat "pembinaan" yang didirikan oleh Terbit Rencana sejak 2012. Awalnya, tempat itu dikhususkan bagi anggota organisasi masyarakat yang dipimpin Cana, sapaan populer sang bupati nonaktif. 

Seiring bergulir waktu, kata Mangapul, sejumlah masyarakat meminta kepada Cana agar turut menampung keluarga mereka yang kecanduan narkoba.

Di sisi lain, Mangapul tak menampik bahwa sejumlah penghuni dijebloskan ke tempat itu bukan hanya akibat kecanduan narkoba. Namun juga terhadap sejumlah orang "nakal", seperti hobi berjudi dan meresahkan masyarakat.

Kondisi Kesehatan Penghuni

Akan tetapi, Mangapul mengeklaim bahwa kondisi kesehatan sejumlah penghuni yang tewas sebelumnya sudah buruk akibat berbagai hal. Seperti usai diamuk massa ataupun menderita penyakit.

"Kita tidak menafikan itu. Tapi korban-korban yang dinyatakan meninggal itu, sebelum masuk ke situ (kerangkeng), sudah ada yang berpenyakit terlebih dulu. Kalau istilah mereka sudah 'remuk'. Jadi dibawa sudah remuk. Ada karena yang di-massa-kan orang," katanya. 

Mangapul menilai kasus kekerasan berujung kematian di kerangkeng terlalu berlebihan bila dikaitkan dengan Cana. Sebab, kata Mangapul, selama ini operasional pengelolaan tidak dikontrol secara langsung oleh Cana.  

Kata dia, beberapa eks penghuni maupun penghuni yang sudah "sehat" akan bergantian menjaga kerangkeng itu. Dengan kata lain, Mangapul menyimpulkan bahwa kekerasan memang terjadi dan dilakukan oleh sesama penghuni. 

"Kami sudah tanya kepada mereka. Ada beberapa hal, kekerasan-kekerasan yang dialami oleh yang dibina itu dilakukan pada malam hari. Dan sesama mereka yang melakukan itu," kata Mangapul.

Sebelum keberadaan kerangkeng itu menjadi heboh, penghuni kerangkeng di rumah Cana berjumlah 48 orang. Namun saat sejumlah petugas kepolisian datang pada Senin (24/1/2022) siang, terdapat lima orang penghuni melarikan diri berkat bantuan warga. Mereka diduga takut bakal diboyong petugas dari tempat itu.

Saat itu, situasi sekitar kediaman Cana sempat memanas. Sejumlah warga simpatisan Cana datang dan sempat mengadang kehadiran petugas.

Menurut Mangapul, selama ini terdapat satu orang yang dipercaya sebagai pengawas di tempat yang disebutkan pembinaan tersebut. Selain itu, ada pula sekitar lima orang penghuni yang bertugas sebagai Ceker. Mereka adalah penghuni lama yang dianggap sudah terbina. Ceker berperan layaknya Tahanan Pendamping atau Tamping di dalam Rutan negara.

"Jadi kalau dibilang ada kekerasan, saya bisa pastikan ada kekerasan. Soal siapa pelakunya, ini yang perlu dicari. Jadi jangan dulu menuding sana, pemukulan, kemudian dikaitkan ke Bapak Bupati nonaktif," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper