Janji Kampanye
3. Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku tak ingin terlalu ambisius terkait Pilpres 2024 meski dirinya telah menyatakan siap menjadi capres. Dia mengatakan bahwa saat ini dirinya masih fokus menuntaskan janji kampanye sebagai Gubernur Jabar.
"Karena saya percaya Allah mah tidak akan ngasih kepada orang yang terlalu ambisius biasanya," kata Ridwan Kamil dalam acara dialog, Selasa (15/2/2022).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini pun menjadikan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin sebagai contoh. Dia menyebut pada Pilpres 2019 nama Ma'ruf Amin sama sekali tidak masuk dalam bursa capres maupun cawapres. Bahkan, kata dia, Ma'ruf tidak memasang baliho sebelum pencalonan.
Menurutnya, fenomena Wapres Ma'ruf Amin ini menjadi contoh bahwa politik tidak matematis.
"Enggak ada baliho-balihonya, enggak ada di survei-survei, tapi Allah menakdirkan di sebuah waktu beliau akhirnya tercalonkan dan terpilih sebagai pemimpin bangsa, sebagai wakil presiden, kira kira begitu," ujarnya.
Menanggapi terkait hasil survei capres sejumlah lembaga survei nasional, dia mengatakan bahwa hasil survei tidak bisa memastikan kemenangan saat pemilihan umum.
4. Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan termasuk dalam salah satu nama dengan elektabilitas tinggi dalam sejumlah hasil survei capres. Meskipun demikian, dia belum secara terang-terangan menyatakan bersedia maju sebagai capres pada 2024 nanti. Jabatan Anies sendiri sebagai Gubernur DKI akan berakhir pada Oktober tahun ini.
Meski belum terang-terangan menyatakan bersedia maju menjadi capres, tapi Anies dapat dengan jelas menyampaikan apa hal yang akan dilakukannya terlebih dulu jika terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2024 nanti. Hal itu disampaikan Anies saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan Indonesia Bangkit.
Anies berbicara banyak hal mulai dari soal krisis hingga pertumbuhan ekonomi. Awalnya Anies berbicara krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19 yang membuat semua hal dipaksa untuk berubah dengan cepat.
"Jadi, kita harus memanfaatkan yang disebut sebagai krisis ini untuk melakukan perubahan-perubahan yang dipercepat di berbagai aspek," ujar Anies.
Dia juga berbicara soal pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Menurut Anies, penting pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya cepat, tetapi juga berkualitas.
"Bukan saja perekonomian yang berorientasi pada pertumbuhan yang cepat, tapi juga pertumbuhan yang berkualitas!," ujar Anies.
Menurut Anies, adanya pandemi Covid-19 juga membuat pola perekonomian berubah. Misalnya yang tadinya transaksi secara tatap muka kini bergeser kepada digital. Transaksi digital, kata Anies mengalami lonjakan selama pandemi Covid-19.
"Ini kesempatan bagi kita sebagai bangsa, untuk melakukan penataan ulang atas perekonomian kita," ujar Anies.