Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Puncak Omicron di Luar Jawa-Bali 3-4 Pekan ke Depan

Kemenkes memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron di luar Jawa-Bali bakal terjadi pada 3-4 pekan ke depan.
Tenaga kesehatan mendorong brankar dari ruangan bekas isolasi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Aisyiyah, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (26/8/2021). Rumah sakit setempat menutup ruang isolasi untuk pasien Covid-19 menyusul turunnya angka kasus Covid-19 di wilayah itu, sementara jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per 26/8/2021 sebanyak 29 orang, lima orang diantaranya dirawat dan 24 orang isolasi mandiri./Antara
Tenaga kesehatan mendorong brankar dari ruangan bekas isolasi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Aisyiyah, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (26/8/2021). Rumah sakit setempat menutup ruang isolasi untuk pasien Covid-19 menyusul turunnya angka kasus Covid-19 di wilayah itu, sementara jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per 26/8/2021 sebanyak 29 orang, lima orang diantaranya dirawat dan 24 orang isolasi mandiri./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus terkonfirmasi harian Covid-19 Omicron mencatat rekor pada Selasa (15/2) yaitu 57.049. Angka itu melampaui puncak Delta pada Juli 2021 yaitu 56.757 kasus.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa masih terbuka kemungkinan kasus harian melonjak lebih tinggi dari kasus kemarin.

"Penambahan kasus bisa terjadi karena puncak kasus di Jawa-Bali itu sudah terlihat mulai terjadi penurunan dan 3-4 minggu kemudian peningkatan kasus akan terjadi di luar Jawa Bali," kata Nadia dalam keterangan pers secara virtual, Rabu (16/2/2022).

Menurutnya, hal itu patut menjadi kewaspadaan semua pihak yaitu tetap menjaga kedisiplinan protokol kesehatan dan meningkatkan upaya testing dan tracing.

Dengan karakter Omicron yang cenderung tidak bergejala, kata Nadia, masyarakat diimbau untuk tidak menghindari testing jika mengalami gejala atau berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi.

"Satu-satunya upaya untuk membatasi penularan dan mencegah klaster, termasuk klaster keluarga adalah mengetahui lebih dini melalui testing yang cepat jika kita mengalami gejala ringan bahkan seperti flu biasa," ujarnya.

Sebelumnya, Nadia mengatakan meski kasus harian Covid-19 telah melampaui puncak Delta, tapi kasus kematian pada puncak Omicron masih jauh dibawah puncak kasus Delta pada 2021 lalu.

"Melihat jumlah kematian yang dilaporkan kemarin 134 kematian di mana jumlah ini jauh lebih rendah. Pada saat Delta, kasus mencapai 56.000, angka kematiannya 2.500," ucap Nadia.

Menurutnya, hal tersebut membuktikan bahwa vaksinasi memiliki peran penting untuk mencegah masyarakat mengalami gejala sedang hingga berat saat terinfeksi Covid-19.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sudah ada 1.090 pasien meninggal di masa varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu (13/2).

Dari 1.090 pasien yang meninggal itu diketahui 68 persen diantaranya belum disuntik vaksin Covid-19 dosis lengkap. Nadia menegaskan bahwa vaksinasi lengkap dua dosis menjadi salah satu upaya mencegah pasien untuk penderita gejala berat hingga risiko kematian akibat terinfeksi Covid-19.

“Dari data 1.090 pasien yang meninggal hingga Minggu (13/2), 68 persen diantaranya belum divaksinasi lengkap, 76 persen usianya lebih dari 45 tahun, 49 persen masuk golongan lanjut usia, dan 48 persen memiliki komorbid," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper