Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 RI Belum Capai Puncak, PPKM Perlu Lebih Diperketat?

Kasus Covid-19 naik signifikan meski pemerintah telah menerapkan PPKM Level 3 di sejumlah wilayah di Indonesia.
Tenaga kesehatan mendorong brankar dari ruangan bekas isolasi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Aisyiyah, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (26/8/2021). Rumah sakit setempat menutup ruang isolasi untuk pasien Covid-19 menyusul turunnya angka kasus Covid-19 di wilayah itu, sementara jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per 26/8/2021 sebanyak 29 orang, lima orang diantaranya dirawat dan 24 orang isolasi mandiri./Antara
Tenaga kesehatan mendorong brankar dari ruangan bekas isolasi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Aisyiyah, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (26/8/2021). Rumah sakit setempat menutup ruang isolasi untuk pasien Covid-19 menyusul turunnya angka kasus Covid-19 di wilayah itu, sementara jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per 26/8/2021 sebanyak 29 orang, lima orang diantaranya dirawat dan 24 orang isolasi mandiri./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam sepekan terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami kenaikan signifikan. Padahal, pemerintah sendiri telah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di Jawa-Bali untuk menekan laju kasus.

Dilihat dari situs covid19.go.id, Minggu (13/2), kasus Covid-19 dalam sepekan, 6 Februari hingga 13 Februari menyentuh angka 291.298 naik 68 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu 173. 295 kasus dari total seluruh penduduk Indonesia sebesar 278.199.518 jiwa.

Dari data tersebut, tanggal 12 Februari memiliki kasus Covid-19 yang tertinggi yaitu 55.209 kasus atau hampir mendekati puncak kasus gelombang kedua saat varian Delta merebak pada Juli 2021.

Sementara itu, kasus kematian dalam sepekan terakhir mencapai 622 kasus, naik 148 persen dibanding pekan sebelumnya 251 kasus. Adapun, positivy rate Indonesia masih meninggi di angka 16,3 persen, padahal sebelumnya ada di 13,2 persen. WHO sendiri menetapkan batas positivy rate sebesar 5 persen.

Diketahui, pemerintah melaporkan kasus harian positif Covid-19 kemarin mencapai 44.526 kasus. DKI Jakarta menjadi wilayah yang melaporkan kasus tertinggi dalam 24 jam terakhir. Data mengenai kasus Covid-19 ini dipublikasikan Humas BNPB, Minggu (13/2). Data kasus Covid-19 diperbarui setiap hari per pukul 12.00 WIB.

Dengan penambahan 44.526, total kasus Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 hingga kemarin berjumlah 4.807.778.

PPKM Diperkuat

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan PPKM level 3 harus tetap dipertahankan karena dinilai penting sebagai payung penguatan respon 3T, 5M dan vaksinasi Covid-19.

“Juga agar semua pihak waspada. Selain itu potensi periode puncak yang dapat membebani fasilitas keseshatan belum bisa kita abaikan,” ujar Dicky saat dihubungi, Senin (14/2/2022).

Dikatakannya, kasus Covid-19 gelombang Omicron kali ini lebih sulit dalam 3T dibanding varian Delta. Pasalnya, mayoritas yang terinfeksi tidak merasakan gejala dan tren kasus kelompok berisiko/komorbid masih cenderung mengalami peningkatan.

Dicky menuturkan, memang ada kecenderungan gelombang Omicron ini membuat perbedaan puncak kasus di antara berbagai daerah meski satu pulau.

“Fenomena ini terjadi juga di berbagai negara. Terkait angka kematian sebagai indikator telat (lagging indicator) memang akan timbul terlambat dan cenderung baru mulai terlihat 4 minggu paska kasus pertama terdeteksi. Dan ini bisa bertahan 2 atau 3 minggu paska puncak terlewati,” ujarnya.

Covid-19 Belum Capai Puncak

Saat ini, data Covid-19 DKI Jakarta mengalami penurunan. Kasus aktif Covid-19 DKI hingga Minggu (13/2) terdapat 73.502 kasus atau dibanding minggu sebelumnya yang memiliki kasus aktif sebesar 80.162 atau berkurang 6.660 dibanding pekan sebelumnya.

Sementara itu, untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 23,8 persen, turun dibanding pada pada 8 Februari, yakni sebesar 26 persen.

Namun, menurut Dicky, angka tersebut belum bisa dipastikan puncak kasus menurun.

“Menurut saya masih terlalu dini untuk menyimpulkan DKI sudah sampai puncak mengingat cakupan testing dan tracing saat ini jauh lebih menantang sulitnya dari gelombang Delta,” ujarnya.

Senada, Ketua Penanggulangan Pandemi Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menuturkan bahwa kasus Covid-19 Indonesia situasinya berbeda dari Inggris dan Amerika.

“Kita ini belum capai puncak dan belum landai. Jadi belum waktunya berdamai dengan Covid-19, apalagi lepas masker. Kalau “musuh” mulai mundur, pertahanan (booster) kita sudah kuat, baru kita pikirkan untuk berdamai dengan mereka,” ujarnya, Senin (14/2/2022).

Pemerintah mengaku terus memperkuat upaya pencegahan guna meminimalisir dampak terburuk pandemi Covid-19 baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi lainnya.

“Upaya pencegahan seperti penguatan testing, tracing, dan treatment (3T) terus dilakukan pemerintah untuk mencegah perluasan penyebaran virus Covid-19 varian Omicron yang diketahui memiliki tingkat penyebaran lebih cepat,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi, Minggu (14/2/2022).

Berdasarkan data pada Minggu (13/2) pukul 18:10 WIB, pasien yang dirawat di rumah sakit secara nasional di 31 persen, naik hanya 1 persen dibanding Sabtu.

“Untuk memenuhi kebutuhan oksigen di dalam negeri, Kemenkes berkolaborasi dengan pihak swasta serta juga pemerintah negara lain, telah menyebarkan 18.000 oksigen konsentrator ke 34 provinsi. Kemudian, Kemenkes juga tengah membangun 36 generator oksigen, 20 di antaranya sudah terinstalasi di berbagai provinsi di Indonesia dan jumlah ini masih akan terus bertambah,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper