Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Austria Wajibkan Vaksinasi, Denmark Malah Longgarkan Aturan

Austria menjadi negara yang secara ketat mewajibkan vaksinasi Covid-19 ke negaranya.
Pemerintah Austria menerapkan lockdown total untuk mengurangi laju gelombang keempat Covid-19/BBC
Pemerintah Austria menerapkan lockdown total untuk mengurangi laju gelombang keempat Covid-19/BBC

Bisnis.com, JAKARTA--Austria akan memberlalukan wajib vaksinasi Covid-19 paling ketat di Uni Eropa pekan ini yang mewajibkan siapa pun yang berusia di atas 18 tahun untuk mendapatkan suntikan vaksin.

Sementara Italia, Yunani, dan negara-negara Uni Eropa lainnya telah memperkenalkan wajib vaksinasi untuk kelompok-kelompok tertentu, seperti orang tua, staf perawatan kesehatan, dan pekerja. Austria adalah yang pertama di blok itu yang meluncurkan langkah-langkah pengetatan semacam itu.

Konsensus politik seputar rencana Austria telah menunjukkan tanda-tanda dalam beberapa pekan terakhir setelah para ahli menunggu data untuk melihat apakah vaksin yang tersedia akan sama efektifnya dengan varian Omicron baru yang sangat mudah menular. Penelitian terbaru, termasuk laporan yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, telah mengkonfirmasi bahwa vaksin membantu mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian. Sedangkan suntikan booster meningkatkan perlindungan.

Pemerintah Austria menyatakan bahwa meskipun kewajiban tersebut merupakan langkah yang sulit, namun sangat diperlukan untuk memerangi penyakit parah dan untuk keluar dari pandemi.

"Kami tahu bahwa vaksinasi adalah satu-satunya cara untuk keluar darinya dan untuk kembali ke kehidupan normal," ujar Menteri Federal Austria, Karoline Edtstadler baru-baru ini seperti dikutip CNN.com, Kamis (3/1/2022).

Kembali ke kehidupan normal, atau sesuatu yang mendekatinya, sedang dimulai di seluruh Eropa. Sejumlah negara mulai membuka kembali restoran dan kehidupan malam hingga pelonggaran tindakan karantina dan penghapusan kewajiban pakai masker. Sedangkan beberapa negara lainnya melonggarkan aturan Covid-19 mereka terlepas dari rekor jumlah kasus yang sebagian besar didorong oleh penyebaran Omicron. 

Pejabat mengatakan bahwa mereka dapat melakukannya karena varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih ringan.

Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid pada hari Senin membatalkan perintah yang memaksa semua pekerja medis garis depan di Inggris untuk divaksinasi. Dia mengatakan bahwa meskipun vaksinasi tetap menjadi "garis pertahanan terbaik kami", namun kini tidak lagi "proporsional" untuk memerlukannya. Langkah itu diambil mengikuti keputusan Inggris untuk membatalkan apa yang disebut pembatasan "Rencana B", yang diperkenalkan untuk memerangi varian Omicron karena pergerakan kasusnya sudah mendatar.

Sementara itu,  Norwegia, Denmark, dan Belanda mencabut aturan Covid mereka yang ketat meskipun ada lonjakan kasus. Denmark memiliki tingkat infeksi tertinggi kedua di Eropa, menurut Our World in Data. Para pejabat di negara-negara tersebut mengatakan bahwa lonjakan baru-baru ini tidak berarti peningkatan rawat inap.

Perdana Menteri Norwegia Gahr Stoere mencatat: "Kami terlindungi dengan baik oleh vaksin." Sedangkan Prancis menyatakan akan mulai membatalkan pembatasan karena situasi tampaknya stabil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper