Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyampaikan tiga gagasan bagi masyarakat global untuk mempersiapkan diri menghadapi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.
Pandemi Covid-19 harus menjadi pelajaran penting dalam menyiapkan infrastruktur kesehatan global. Hal tersebut disampaikan oleh Tony, yang juga Ketua Eksekutif Institut Tony Blair untuk Perubahan Global, dalam gelaran B20 Indonesia Inception Meeting 2022 pada Kamis (27/1/2022) malam.
B20 merupakan outreach group dari G20, mewakili komunitas pelaku bisnis internasional yang merefleksikan peranan swasta dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, masyarakat dunia harus membawa pelajaran besar saat berhasil melewati pandemi Covid-19, yakni dengan berbenah dan menyiapkan diri dari risiko pandemi selanjutnya. Diperlukan kepemimpinan politik yang tepat dan pemahaman ilmiah secara holistik agar masyarakat global dapat selamat dari dampak pandemi di masa datang.
Tony menyampaikan tiga gagasan untuk persiapan diri masyarakat global. Pertama adalah menciptakan program baru vaksinasi dewasa untuk mencegah dan menangani wabah, sehingga dapat membentuk ketahanan secara global.
Program vaksinasi itu harus terogranisasi secara global sehingga distribusi vaksin ke negara yang sangat membutuhkan dapat berjalan cepat.
Baca Juga
Tony menyarankan adanya kemitraan belahan dunia utara dalam menyediakan pendanaan dan kekayaan intelektual atas vaksin, serta belahan dunia selatan melakukan perubahan sistematis dalam infrastruktur kesehatan.
"Kita bisa mengatur ulang investasi tradisional dalam hal vaksin, dengan menarik pembiayaan yang lebih besar dari publik dan swasta. Berdasarkan permodelan oleh institusi saya, adanya infrastruktur seperti itu ketika pandemi, dapat menekan waktu untuk menghadapi pandemi itu, menyelamatkan US$3,4 triliun triliun [US$3,4 septiliun] untuk ekonomi global," ujar Tony pada Kamis (27/1/2022) malam.
Kedua, dia menyarankan adanya sistem pengurutan genom (genome sequencing) yang terkoneksi secara global melalui cloud. Hal tersebut menurutnya dapat memberikan peringatan dini terhadap risiko pandemi karena adanya penelitian yang beriringan terhadap penyakit lama dan kemungkinan penyakit baru.
"Perannya yang sangat utama dalam pandemi Covid, itu dapat digunakan untuk sequencing sampel dari wabah sudah diketahui, seperti TBC dan malaria, dalam mencari bentuk penanganan yang paling tepat," ujarnya.
Ketiga adalah dengan meningkatkan investasi di bidang ilmu pengetahuan dan sains secara global, mendorong riset dengan masif, dan mendorong industri yang menunjang riset. Langkah itu pun akan berkaitan dengan revolusi pemanfaatan data dan pengembangan ilmu pengetahuan, seperti pengembangan vaksin.
Tony mendorong Indonesia untuk membentuk aliansi kesehatan global, dengan salah satu tujuannya untuk mendorong pemerataan ilmu pengetahuan kesehatan, yang akan berpegaruh terhadap langkah pemerataan akses vaksin. Menurutnya, pertemuan G20 harus menjadi titik balik dalam menciptakan keadilan sosial secara global di bidang kesehatan.
"Sertakan B20, buat pertemuan [G20] pada November 2022 di Bali sebagai aksi, bukan sekadar teori," ujar Tony.