Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sambangi DPR, Masyarakat Dayak Ingin Edy Mulyadi Disidang Secara Adat

Masyarakat Dayak yang tergabung dalam Aliansi Borneo Bersatu menyambangi Gedung DPR/MPR RI sampaikan keberatan atas ucapan Edy Mulyadi soal ‘jin buang anak’.
Tangkapan layar wartawan Forum News Network (FNN) Edy Mulyadi. ANTARA/HO-YouTube
Tangkapan layar wartawan Forum News Network (FNN) Edy Mulyadi. ANTARA/HO-YouTube

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Dayak yang tergabung dalam Aliansi Borneo Bersatu menyambangi Gedung DPR/MPR RI sampaikan keberatan atas ucapan Edy Mulyadi soal ‘jin buang anak’. Masyarakat Dayak mendesak agar Edy Mulyadi disidang secara adat, selain juga diusut secara hukum oleh Polri.

“Negara dalam hal ini Kapolri untuk melakukan langkah-langkah penegakan hukum terhadap Edy Mulyadi cs. Juga mendesak dilakukannya sidang adat Dayak terhadap Edy Mulyadi cs,” ujar perwakilan Aliansi Borneo Bersatu, Ducun H. Umar, Kamis (27/1/2022).

Menurut Ducun, masyarakat Dayak merasa dilecehkan karena tempat tinggalnya disebut tempat pembuangan anak jin dan hanya monyet yang mau tinggal disana.

“Pertama oknum bernama Edy Mulyadi yang menyampaikan perkataan ‘dijadikan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara’ yang viral melalui media sosial, dalam video yang berdurasi 57 detik, kami warga masyarakat Kalimantan yang tergabung dalam Aliansi Borneo Bersatu tersinggung dan marah,” ujarnya.

Selain itu, aliansi tersebut pun mengecam juga pernyataan Edy yang sebut Menteri Pertahanan Prabowo sebagai harimau yang mengeong.

“Kedua, mengecam penghinaan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto yang merupakan pejabat yang sah, dengan mengatakan Menhan adalah harimau yang berubah menjadi kucing,” ujarnya melanjutkan.

Diketahui, nama Edy Mulyadi sedang ramai diperbincangkan, karena ucapannya dinilai menghina Kalimantan dan juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Edy menyebut IKN Nusantara di Kalimantan adalah tempat 'jin buang anak'. Hal tersebut pun menyulut emosi khususnya warga Kalimantan yang tidak terima tanahnya disebut dengan tidak pantas dan cenderung mengarah pada isu SARA.

Kemudian, mantan caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu akhirnya meminta maaf terkait pernyataannya tersebut. Menurut dia, istilah 'tempat jin buang anak' itu untuk menggambarkan tempat yang jauh. "Jangankan Kalimantan, dulu Monas itu disebut tempat 'jin buang anak'," ujarnya lewat akun Youtube pribadinya Bang Edy Channel, Senin (24/1/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper