Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Buka-Bukaan soal Kasus Omicron RI dan PPKM Darurat

Luhut Pandjaitan mengakui bahwa dalam seminggu terakhir kasus harian Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan akibat varian Omicron.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./Antararnrn
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./Antararnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

Luhut mengakui bahwa dalam seminggu terakhir kasus harian Covid-19 terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dihimpun, kasus di Jawa-Bali mendominasi kasus harian yang naik. Kenaikan di Jawa-Bali bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek.

Oleh karena itu, Luhut meminta masyarakat untuk tetap waspada dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan mendukung segala upaya pengendalian pandemi yang dilakukan pemerintah.

"Data dari berbagai negara hari ini, semakin menunjukkan bahwa varian Omicron ini memberikan resiko perawatan dan juga tingkat kematian yang cukup rendah, tapi kecepatan untuk menginfeksilah yang menyebabkan jumlah kasus harian meningkat tajam dan berpotensi untuk meningkatkan jumlah perawatan di rumah sakit dalam waktu dekat sehingga mengancam sistem fasilitas perawatan rumah sakit," kata Luhut dalam konferensi pers, Senin (24/1/2022).

Menurutnya, setiap upaya yang diambil oleh Pemerintah ditengah penanganan pandemi Covid-19 khususnya varian Omicron ini, selalu terukur karena didasarkan atas data serta pendapat dari para ahli.

Salah satu upaya pemerintah tersebut adalah akselerasi vaksinasi Covid-19 baik primer maupun lanjutan alias vaksin booster. Terkait vaksinasi, Luhut menyampaikan bahwa di banyak negara vaksinasi terbukti menekan angka fatalitas dan kematian akibat Covid-19, salah satunya Prancis.

"Data dari Prancis menunjukkan bahwa penggunaan Covid Passes, di kita Peduli Lindungi, mampu mendorong tingkat vaksinasi. Untuk itu Pemerintah akan terus menggunakan, memasifkan dan mengetatkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi khususnya dalam menghadapi varian Omicron ini," ungkapnya.

Lebih lanjut, Luhut menyatakan pemerintah akan terus berupaya mengakselerasi vaksinasi umum dan lansia di Jawa-Bali sehingga saat ini pada posisi yang tinggi yaitu 91 persen untuk dosis 1 umum, dan 75 persen untuk dosis 1 lansia.

Selain itu, vaksinasi Dosis 1 dan Dosis 2 anak di Jawa Bali juga meningkat dengan cepat yaitu vaksinasi dosis 1 anak di Jawa Bali telah mencapai 69 persen dan dosis 2 juga sudah mulai meningkat.

PPKM Darurat

Upaya lain dari pemerintah dalam pengendalian pandemi adalah melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis level di seluruh wilayah Indonesia.

"Berdasarkan data yang kami ambil dari Google Mobility. Pada pekan ini, mulai terdapat tren penurunan mobilitas di Jawa dan Bali," kata Luhut.

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena masyarakat mulai waspada terhadap varian Omicron. Luhut pun mengapresiasi langkah seluruh masyarakat tersebut yang mulai awas akan dampak Omicron ini dan mendorong masyarakat lainnya untuk juga mengurangi aktivitas luar ruang yang tidak diperlukan.

Lebih lanjut, dari sisi level PPKM, terjadi peningkatan jumlah kabupaten kota yang masuk ke level 1. Namun, Luhut menyoroti kondisi pandemi di Ibu Kota dan daerah di sekitarnya.

"Teater perang pandemi yang terjadi di DKI Jakarta menyebabkan asesmen situasi Provinsi tersebut masuk ke dalam Level 3. Namun dalam
melakukan asesmen level PPKM, Pemerintah secara konsisten memperlakukan DKI sebagai satu kesatuan wilayah Aglomerasi Jabodetabek," tuturnya.

Luhut juga menyampaikan bahwa pemerintah belum mempertimbangkan opsi PPKM Darurat atau lockdown meski kasus Omicron terus bertambah.

"Pemerintah hari ini menegaskan akan terus menggunakan asesmen Level sebagai basis pengetatan masyarakat. Sampai dengan saat ini Pemerintah belum terpikir untuk melakukan pemberlakuan PPKM Darurat kembali apalagi sampai melakukan lockdown," ujar Luhut.

Luhut mengimbau setiap Kepala Daerah dan Forkompimda setempat agar kembali taat kepada aturan asesmen level yang dikeluarkan Pemerintah Pusat dan mentaati setiap kebijakan yang dituangkan untuk mencegah terjadinya dampak buruk dikemudian hari akibat merebaknya varian Omicron.

Kasus Covid-19 di Jawa-Bali

Dalam seminggu terakhir, pemerintah melihat kasus harian terus mengalami peningkatan, khususnya di wilayah Jawa-Bali yang disebabkan penyebaran varian Omicron.

"Berdasarkan data yang kami himpun, kasus di Jawa-Bali mendominasi kasus harian yang naik, khususnya di wilayah aglomerasi Jabodetabek," kata Luhut.

Luhut mengungkapkan kasus yang disebabkan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sudah berada dibawah 10 persen dari total kasus nasional sehingga dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibandingkan waktu sebelumnya.

Luhut juga menyampaikan, pemerintah terus mewaspadai tren positivity rate tes PCR yang meningkat menjadi 9 persen.

"Meski kasus meningkat, Pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron. Peningkatan kasus relatif terkendali. Jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih lebih rendah lebih dari 90 persen jika dibandingkan dengan kasus puncak Delta," ujarnya.

Sementara itu, posisi Bed Occupancy Ratio/ BOR di Jawa Bali tercatat jauh lebih baik jika dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta, sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan yakni 60 persen.

"Kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa Bali selama 14 hari terakhir juga masih pada tingkat yang cukup rendah," kata Luhut.

Namun, Dia menyampaikan bahwa Pemerintah tetap waspada melihat Angka Reproduksi Efektif yang mulai mengalami peningkatan yakni Angka RT di Jawa sudah mencapai 1 dan Bali sudah lebih dari 1.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper