Bisnis.com, JAKARTA - Kasus Omicron di Indonesia meningkat, sehingga totalnya mencapai 840 kasus pada Selasa (18/1/2022), yang didominasi pelaku perjalanan dari Arab Saudi. Sebelumnya, pemerintah merilis kasus Omicron pada Sabtu (15/1/2022) 748 kasus.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, mayoritas kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan luar negeri yakni sebanyak 609 kasus, serta transmisi lokal sebanyak 174.
“Kasus Omicron yang dilaporkan sampai hari ini adalah 840. Terdiri dari PPLN 609, lokal 174 dan masih dalam pengawasan 57,” ujar Nadia kepada Bisnis, Selasa (18/1/2022).
Dikatakan, kasus perjalanan luar negeri terbanyak berasal dari Arab Saudi 112 kasus, Turki 106 kasus, Amerika Serikat 62 kasus, Malaysia 49 kasus, dan Uni Emirat Arab 45 kasus.
"Kita tetap mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, karena Omicron cenderung tidak bergejala, dan mendorong pemerintah daerah melakukan 3T untuk melokalisir potensi terjadinya cluster atau lonjakan kasus," lanjutnya.
Selain itu, pemerintah saat ini tengah berupaya untuk melakukan pengetatan di pintu masuk negara, dan melakukan surveilans atau pemantauan di dalam negeri untuk mencegah penularan dari varian baru Virus Corona.
Baca Juga
"Bukan hanya Indonesia, tapi hampir seluruh masyarakat dunia menghadapi tantangan varian Omicron yang lebih cepat menular dibandingkan varian Delta. Walaupun gejalanya cenderung tidak bergejala dan sangat ringan seperti batuk pilek yang bisa hilang dengan sendirinya," tutur Nadia.
Nadia menyebut, dalam mencegah infeksi varian Omicron masyarakat diimbau untuk tetap disiplin menerapkan 5M seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan serta menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Dikatakan, setiap kasus positif Omicron saat ini harus diisolasi di Wisma Atlet maupun rumah sakit rujukan. Nantinya, apabila jumlah kasus varian Omicron terus meningkat, Kemenkes akan mengarahkan pasien untuk isolasi mandiri di rumah.
Meski demikian, Nadia memastikan isolasi mandiri akan diawasi secara ketat oleh puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan setempat dan pelayanan telemedicine.
"Penguatan whole genome sequencing (WGS) juga terus dilakukan, serta pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi harus diperkuat sebagai bagian dari upaya untuk melakukan tracing dan melokalisasi secara cepat jika ada kasus Omicron," tandasnya.