Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah kasus infeksi ulang Covid-19 yang dilaporkan di Spanyol dalam dua minggu terakhir melebihi jumlah total infeksi berulang yang didokumentasikan selama masa pandemi hingga 22 Desember tahun 2021, menurut data terbaru dari para peneliti Spanyol.
Dalam rentang dua minggu pada akhir Desember dan awal Januari, sebanyak 20.890 kasus infeksi ulang dilaporkan di Spanyol, menurut data dari Institut Kesehatan Carlos III yang dibiayai negara.
Meskipun sebagian besar kasus tampak ringan, namun jumlahnya lebih tinggi dari 17.140 kasus infeksi ulang yang didokumentasikan sejak awal pandemi hingga 22 Desember 2021.
Data tersebut mencakup infeksi ulang yang dikonfirmasi dan dicurigai. Para peneliti mengaitkan meningkatnya jumlah infeksi berulang dengan varian Omicron yang menyebar cepat.
“Sebelum varian ini, reinfeksi adalah anekdot di tingkat global,” ujar ahli imunologi Alfredo Corell dari University of Valladolid ssperti dikutip TheGurdian.com, Senin (10/1/2022).
Dia menambahkan, bahwa Omicron telah mengubah paradigma tersebut.
Baca Juga
Data itu memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang mengaitkan Omicron dengan peningkatan infeksi ulang. Laporan yang dirilis oleh para peneliti di Imperial College London pada pertengahan Desember memperkirakan risiko infeksi ulang dengan Omicron menjadi 5,4 kali lebih besar dibandingkan dengan Delta.
“Studi ini memberikan bukti lebih lanjut tentang sejauh mana Omicron dapat menghindari kekebalan sebelumnya yang diberikan oleh infeksi atau vaksinasi,” kata pemimpin studi, Neil Ferguson, dalam sebuah pernyataan.
Infeksi Ulang
Laporan tersebut, merujuk pada orang yang dites positif di Inggris pada akhir November dan awal Desember, mendukung seruan para ilmuwan untuk memasukkan infeksi ulang dalam angka Covid-19 di Inggris.
Di Afrika Selatan, tempat varian Omicron pertama kali diidentifikasi, penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa varian tersebut tampaknya menginfeksi kembali orang-orang pada tingkat tiga kali lipat dari jenis sebelumnya.
“Infeksi sebelumnya digunakan untuk melindungi dari Delta, tetapi sekarang dengan Omicron tampaknya tidak demikian,” kata Anne von Gottberg dari Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan.
Temuan dari Inggris dan Afrika Selatan digaungkan secara online oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir Desember.
“Orang yang telah pulih dari Covid-19 tiga hingga lima kali lebih mungkin terinfeksi ulang dengan Omicron dibandingkan dengan Delta,” katanya dalam memberikan keterangann terbaru tentang Covid-19.
Penelitian terbatas di AS menunjukkan, bahwa mereka yang terinfeksi ulang dengan Omicron mengalami gejala yang lebih sedikit dan lebih ringan dibandingkan dengan infeksi dari jenis virus sebelumnya.
Sedangkan penelitian yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS saat mengamati sekelompok kasus Omicron dalam keluarga beranggotakan enam orang di Nebraska, menemukan bahwa lima infeksi ulang dilaporkan tidak terlalu parah dibandingkan serangan virus sebelumnya.
Di Spanyol, para peneliti menunjukkan beberapa faktor yang dapat menjelaskan meningkatnya jumlah infeksi ulang.
“Entah karena virus bermutasi atau kekebalan seseorang berkurang,” kata Pere Domingo, koordinator Covid-19 di rumah sakit Santa Creu Sant Pau Barcelona.