Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun 2022, Myanmar Gunakan Mata Uang China untuk Transaksi Perdagangan

Tahun 2022, Myanmar akan mulai menerima mata uang China, Renminbi, sebagai alat pembayaran untuk transaksi perdagangan.
Bendera nasional China dan Myanmar terlihat di pusat perbelanjaan di Ruili, kota perbatasan China dengan Myanmar, pada 27 Maret 2021./Antara
Bendera nasional China dan Myanmar terlihat di pusat perbelanjaan di Ruili, kota perbatasan China dengan Myanmar, pada 27 Maret 2021./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Tahun 2022, Myanmar akan mulai menerima mata uang China, Renminbi, sebagai alat pembayaran untuk transaksi perdagangan dengan China, kata junta pada Rabu (22/12/2021).

Myanmar akan memulai kembali beberapa proyek bersama dan menjalin hubungan ekonomi yang lebih erat dengan Beijing.

Media Pemerintah China, Global Times sebelumnya melaporkan rencana Myanmar tersebut untuk menggunakan Renminbi, seraya mengatakan langkah itu bertujuan untuk mengatasi kekurangan pasokan dolar AS dan mata uang asing lainnya selama periode gejolak ekonomi.

Junta Myanmar, yang merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya menikmati relasi khusus dengan China, yang memberikan dukungan keuangan dan mengirimkan vaksin Covid-19.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian informasi dan investasi itu juga mengidentifikasi proyek infrastruktur dengan China yang dikatakannya sebagai "prioritas utama" untuk kebangkitan ekonominya, termasuk rencana pembangunan jalur kereta api dan pelabuhan.

Kudeta militer di Myanmar dan tindakan keras berikutnya terhadap pengunjuk rasa yang menewaskan ratusan orang telah dikritik secara luas di Barat dan mendorong sanksi internasional terhadap pejabat militer dan bisnis terkait militer.

Para analis mengatakan bahwa isolasi internasional yang meningkat terhadap Myanmar dapat mendorong negara itu lebih dekat ke China.

China belum secara terbuka mengkritik kudeta tetapi telah berulang kali mendesak berbagai pihak di Myanmar untuk "menjembatani perbedaan mereka" dan "memajukan transisi demokrasi".

Dalam pernyataannya, Myanmar mengatakan proyek percontohan mata uang itu akan "lebih meningkatkan kerja sama bilateral" dengan Beijing dan akan "secara substansial meningkatkan perdagangan perbatasan", terutama untuk produk pertanian.

Sejumlah kementerian juga mengatakan, bahwa penurunan ekonomi Myanmar tahun ini "jauh lebih ringan daripada perkiraan beberapa ekonom internasional" dan bahwa negara itu memperkirakan akan mencatat pertumbuhan moderat pada 2021-2022.

Hampir setengah populasi Myanmar, yang pernah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia, akan terdorong menjadi berada di bawah garis kemiskinan tahun depan karena dampak ganda kudeta dan pandemi, menurut perkiraan PBB.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper