Bisnis.com, JAKARTA - Platform microblogging China Weibo telah mengumumkan bahwa perusahaan tidak akan lagi mentolerir nama pengguna atau username yang mengandung bahasa vulgar seperti "idiot" atau "banci".
Weibo memberitahu pengguna untuk mengubah nama mereka atau mengambil risiko akun mereka akan ditangguhkan, sebuah langkah yang dilakukan sebagai tanggapan atas kebijakan Beijing untuk membersihkan konten Internet.
Platform media sosial itu mengatakan menargetkan kata-kata China seperti 'biesan' yang berarti gelandangan, kemudian 'niangpao' sebuah penghinaan yang mengacu pada pria banci, dan 'erhuo' yang secara kasar diterjemahkan sebagai idiot.
“Mayoritas pengguna [dengan masalah terkait] telah mengubah nama pengguna mereka,” kata perusahaan itu dalam posting Weibo pada hari Minggu (20/12/2021).
“Untuk akun yang tidak melakukan perubahan, kami telah mengatur ulang nama pengguna mereka. Selanjutnya, kami akan membahas bahasa vulgar di beranda pengguna seperti profil pribadi dan gambar profil.”
Postingan Weibo yang menyertakan kata-kata seperti itu masih dapat dicari di platform, tetapi pencarian istilah dalam nama pengguna tidak membuahkan hasil pada hari Senin ini (20/12/2021).
Baca Juga
Sebagai salah satu dari sedikit platform media sosial besar yang mendorong wacana publik di Tiongkok, Weibo adalah platform penting bagi hampir 1 miliar pengguna Internet di negara itu. Meskipun sering disensor, platform tersebut tetap menjadi pusat diskusi publik tentang berbagai masalah mulai dari berita virus Corona terbaru hingga gosip selebriti.
Langkah terbaru Weibo datang setelah Administrasi Cyberspace China (CAC) memanggil dan mendenda jaringan media sosial tersebut karena berulang kali mengizinkan postingan informasi yang dilarang oleh undang-undang dan peraturan.
Harga saham Weibo naik 1,4 persen menjadi HK$226,30 di Hong Kong pada tengah hari Senin (20/12/2021). Ini tetap lebih rendah dari harga penerbitannya di HK$272,80 bulan ini, ketika perusahaan mengumpulkan HK$385 juta dalam pencatatan keduanya, setelah go public di Nasdaq pada 2014.