Bisnis.com, JAKARTA - Para pekerja migran Indonesia (PMI) banyak yang terlantar di bandara karena harus mengantre lama mendapatkan fasilitas karantina sepulang dari luar negeri.
Bahkan, ada laporan mereka harus rela menunggu hingga 2x24 jam tanpa fasilitas memadai.
Informasi tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR RI Mufida dalam keterangannya yang dikutip dari laman fraksi.pks.id, Senin (20/12/2021).
Menyikapi hal itu, Mufida mendesak pemerintah untuk segera mencarikan solusi agar persoalan tersebut segera diatasi.
“Saat ini ada program pemulangan (rekalibrasi) tapi tak siap dengan insfratruktur di dalam negeri untuk karantina. Teman-teman PMI lapor jika ada tawaran untuk karantina ke hotel-hotel dengan biaya sendiri yang tidak sedikit agar tidak menunggu antrian lebih lama. Ingat PMI adalah kelompok yang mendapatkan fasilitas gratis karantina mandiri yang disediakan pemerintah. BP2MI harus cari solusi segera bersama Satgas Covid-19 nasional menyelesaikan kebutuhan mendesak ini,” ungkap Mufida.
Baca Juga
Mufida menyarankan agar shelter karantina terpusat yang biasa digunakan kembali diaktifkan seperti Rusunawa Pasar Rumput, Asrama Haji Pondok Gede termasuk berkolaborasi dengan aset milik Pemda.
“Pemerintah bisa membuka tambahan kamar segera di fasilitas milik pemerintah termasuk bekerjasama dengan aset milik Pemda. Kasihan teman-teman PMI seperti tidak diurus. Pemerintah menyebut mereka pahlawan lho, perlakukan dengan layak dan baik,” terang Pembina Sahabat Migran ini.
Mufida juga mendapat laporan PMI daei Malaysia masih tertahan di Pelabuhan di wilayah Pasir Gudang, Johor karena fasilitas karantina di Batam disebut penuh.
“KJRI di Malaysia tolong dicek dan dibantu BP2MI bisa berkoordinasi dengan instansi terkait di Batam ada RS Pulau Galang untuk karantina dan tempat-tempat lain milik Pemda bisa disinergikan segera. Ini butuh solusi cepat karena mereka sudah menunggu seolah tanpa kejelasan,” tandasnya.