Bisnisi.com, JAKARTA - Satgas Penanggulangan Pandemi Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengaku geram dengan banyak kasus kekerasan seksual.
Terlebih kata dia, kasus tersebut terjadi di lingkungan pendidikan dan keagamaan seperti kampus dan pesantren. Zubairi berharap predator seksual yang lainnya bisa terungkap.
“Mengerikan pemberitaan predator seksual belakangan ini. Korbannya balita, santriwati, hingga anak-anak di gereja. Semoga monster lainnya juga terungkap dan tertangkap,” ujarnya seperti dilansir dari akun Twitternya @profesorzubairi, Senin (13/2021).
Dia menilai bahwa tindakan predator seksual tersebut bukan soal agama.
“Ini bukan tentang Islam, Kristen, Budha, atau agama lainnya. Ini tentang psikopat penghancur hidup anak-anak,” sambungnya.
Diketahui sebelumnya, kasus pemerkosaan terhadap anak-anak menjadi perbincangan publik.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh predator seksual bernama Herry Wirawan.
Herry Wirawan melakukan aksi bejatnya menggunakan dalih pendidikan agama dengan mendirikan sebuah yayasan yang berada di Bandung.
Yang menjadi korban pemerkosaannya adalah santriwati yang rata-rata berusia 13 tahun.
Jumlah korbannya pun mencapai 21 orang, 12 di antaranya bahkan ada yang telah melahirkan dan mengandung.
Akibat aksinya itu, publik berharap Herry Wirawan dijatuhi hukuman yang seberat-beratnya oleh pengadilan.
Selain itu, kasus kekerasan seksual juga terjadi oleh dosen di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Dosen yang berinisial DA itu dikabarkan kerap melecehkan mahasiswinya.
Bahkan, menurut pengakuan beberapa korbannya, jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, tak segan DA mempersulit akademik para mahasiswinya.