Bisnis.com, JAKARTA – Saat ini banyak orang mulai mencoba bangkit dari pandemi. Begitu juga kaum disabilitas. Mereka mulai bekerja dan berkarya lagi.
Terkait dengan hal itu, PT Asuransi Jiwa Cigna Indonesia berupaya terus membangkitkan semangat kaum disabilitas kembali produktif pada masa pandemi dengan melanjutkan program pemberian tangan palsu fungsional kepada kaum disabilitas.
Tangan palsu itu diterima kaum disabilitas anggota Yayasan Irma Surya Agusti (YISA) yang berasal dari lima kabupaten di Jawa Tengah. YISA merupakan organisasi yang memiliki mitra lebih dari 3.000 kaum disabilitas dengan fokus kegiatan pemberdayaan melalui UMKM produsen kerajinan tangan.
YISA dipimpin Irma Suryati, penyandang disabilitas yang selama bertahun-tahun membantu menyediakan tempat bagi ribuan penyandang disabilitas untuk berkarya dan menyalurkan kreativitas mereka. Irma juga sudah mendapat banyak penghargaan nasional dan internasional atas perannya terhadap kaum disabilitas.
“Kami berharap tangan palsu ini dapat membantu teman-teman penyandang disabilitas untuk lebih percaya diri menjalani rutinitas sehari-hari dengan lebih nyaman, mendukung mereka untuk lebih produktif,” kata Direktur Cigna Indonesia Akhiz Nasution saat menyerahkan tangan prostetik jenis LN-4 kepada kaum disabilitas pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2021 di Benteng Van Der Wijck di Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Jumat (3/12/2021).
Melalui keterangan tertulis, Akhiz menjelaskan pemberian tangan palsu itu merupakan bagian dari program Cigna Corporation bersama Ellen Meadows Prosthetic Hand Foundation, organisasi nirlaba yang mendistribusikan lebih dari 60.000 tangan palsu jenis LN-4 gratis ke seluruh dunia sejak 2005.
Khusus di Indonesia, sejak 2018, Cigna bermitra dengan berbagai organisasi untuk mendistribusikan lebih dari 80 tangan palsu. Tahun ini Cigna bermitra dengan YISA untuk memberikan 13 tangan palsu.
Tangan prostetik LN-4 atau tangan palsu fungsional itu adalah perangkat tangan bantu yang dipasang di bawah siku tanpa tindakan operasi. Penyandang disabilitas yang tak memiliki tangan bisa menggunakannya untuk memegang sikat gigi, menggenggam cangkir, memegang alat tulis, alat lukis, dan aktivitas lainnya. Tangan palsu itu bisa digunakan untuk mengangkat beban hingga 10 kilogram.
“Ini buatan karyawan Cigna. Kami ingin terlibat agar orang di sekitar kita lebih maju, lebih percaya diri, dan berkarya lebih banyak. Selain tangan palsu, kami juga memberi donasi kepada yayasan yang berfokus pada kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri,” papar Akhiz.
Ketua YISA Irma Suryati menyambut baik donasi dari Cigna Indonesia. Menurut dia, bantuan itu akan membangkitkan rasa percaya diri para penyandang disabilitas termasuk meningkatkan produktivitas mereka dalam bekerja. Apalagi YISA memang menekankan bagaimana memberi pekerjaan kepada kaum disabilitas agar mampu mandiri dan produktif.
Sebelum pandemi, mitra UMKM Mutiara Handycraft yang berjumlah lebih dari 3.000 kaum disabilitas bisa memproduksi kerajinan tangan seperti keset kaki berkarakter sebanyak 10.000 buah per bulan.
Keset kaki yang dijual dengan harga mulai dari Rp50.000 per buah itu dipasarkan secara daring. Bahkan, keset itu pernah diekspor ke Australia dan Singapura. Saat pandemi, lanjut Irma, permintaan keset turun, produksi juga turun menjadi hanya sekitar 5.000 buah per bulan.
Saat pandemi, sesuai dengan masukan dari Bertrand Antolin, selebritas yang memiliki kepedulian besar pada kegiatan kaum disabilitas, pihaknya mulai memproduksi masker. Ternyata, pesanan masker melonjak. Bahkan, pada 2020 pihaknya meraih omzet dari penjualan masker Rp800 juta.
Bertrand mengaku begitu tersentuh melihat para kaum disabilitas tetap produktif saat masa pandemi. Dia juga menyambut baik langkah Cigna Indonesia yang memberikan tangan palsu. “Tangan palsu ini sangat membantu teman-teman disabilitas untuk bekerja dan semakin produktif,” tuturnya.
Ekonomi Membaik
Akhiz mengungkapkan pula bahwa mulai bergeraknya aktivitas usaha di semua segmen masyarakat merupakan kabar positif bagi pelaku bisnis. Hal itu menandakan ekonomi sudah mulai bergerak ke arah yang lebih baik. Dia juga yakin tahun depan Cigna Indonesia bisa lebih berkembang.
“Tahun ini pencapaian kami sudah lebih baik daripada 2020, walaupun belum bisa kembali ke kondisi 2019 ketika belum ada Covid-19. Tetapi, untuk 2022, kami optimistis lebih baik dari 2021, kesempatan kita semakin besar,” tutur Akhiz.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan industri asuransi mencatat pertumbuhan positif dengan aset Rp949,44 triliun atau 8,11 persen year-on-year (yoy) hingga Juli 2021.
Pertumbuhan itu seiring dengan pertumbuhan sektor jasa keuangan yang tetap stabil. Premi industri asuransi pada Juli juga meningkat Rp9,86 triliun atau tumbuh 6,33 persen yoy, terdiri atas jumlah premi asuransi jiwa Rp107,61 triliun serta premi asuransi umum dan reasuransi Rp58,06 triliun.