Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentil Ahok Soal Kendaraan Listrik, Bahlil: Yang Tidak Setuju, Minggir!

Bahlil meminta siapa saja yang tidak setuju dengan keputusan untuk mengakuisisi StreetScooter supaya minggir.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia

Bisnis.com, JAKARTA-Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menegaskan kepada siapa saja yang tidak setuju dengan program mobil listrik harus menyingkir.

Hal tersebut merespon pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama Ahok Lewat kanal YouTube-nya berjudul “Pejabat Tidak Boleh Takut untuk Mengeksekusi”.

Ahok menggugat roadmap mobil listrik (electric Vehicle atau eV) yang sedang dikerjakan dan dikembangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Dia menilai rencana yang pernah dipaparkan Pertamina Power Indonesia (PPI) agar Indonesian Batery Corporation (IBC) mengakuisisi perusahaan mobil StreetScooter milik Deutsche Post DHL Group, Jerman, tidak didasarkan pada valuasi yang jelas.

"Kepada siapa saja oknum pengusaha, oknum pejabat, oknum BUMN yang tidak setuju dengan transformasi ekonomi ini saya harap minggir. Karena Indonesia harus maju, cukup negara kita dipermainkan," kata Bahlil dalam jumpa pers virtual, Rabu (1/12/2021).

Menurutnya, jalan mewujudkan hal tersebut adalah dengan Transformasi ekonomi termasuk DME (Dimethyl Ether) dan mobil listrik adalah salah satu jalan mewujudkan hal tersebut.

Bahlil ingin Indonesia sebagai negara penghasil nikel terbesar tidak cukup hanya memproduksi baterai listrik. Tapi juga harus menjajaki pembuatan mobil listrik sebagaimana negara lain.

Di Asia sendiri, mobil listrik sudah mulai diperbincangkan di Vietnam, yang notabene tetangga Indonesia.

“Di Indonesia saya sudah ke Eropa berencana untuk mengakuisisi mobil. Nanti kita tidak hanya pemain baterai tetapi juga kita pemain mobil," jelasnya.

"Kami tidak segan-segan untuk maju terus, sebagai bentuk bagi bangsa dan negara. Kalau bicara merah putih sekarang dan nggak punya warna-warna lain untuk kepentingan rakyat dan negara," pungkas Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper