Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menceritakan kembali momen saat menurunkan baliho ormas Front Pembela Islam (FPI) dan tokohnya Rizieq Shihab. Darahnya sampai mendidih mengetahui apa yang sudah mereka lakukan.
“Kemarin saya masuk Kodam Jaya. Saya lihat baliho [FPI dan Rizieq] bergelimpangan. Sudah gitu nada-nadanya seruan jihad, revolusi akhlak. Ada juga baliho disembah-sembah,” katanya pada dialog di Youtube Deddy Corbuzier.
Dudung menjelaskan, bahwa kemudian dia mempelajari apa yang sudah terjadi. Dia juga mengecek video-video sebelumnya yang telah dilakukan FPI dan Rizieq.
Dudung mengaku kaget dengan tayangan tersebut. Rizieq dianggap sangat berani mengatakan pimpinan Indonesia dengan ucapan-ucapan yang tidak bagus.
“Sebagai warga negara mengganti nama persiden kita dengan yang tidak benar. Mendidih darah saya. Panas,” tukasnya.
Setelah itu, dia berkoordinasi dengan Kapolda Metro Jaya, Satpol PP, hingga Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, apa yang sudah dilakukan FPI dan Rizieq sudah sangat meresahkan.
Baca Juga
Lalu, baliho-baliho tersebut dicopot oleh Satpol PP dan polisi dibantu TNI. Bantuan tersebut setelah ada permintaan dari wali kota.
Tak lama, Dudung mendapat 338 laporan. Kantor Satpol PP di Jakarta Utara digeruduk FPI. Mereka meminta agar baliho-baliho dipasang kembali.
“Memang mereka ini siapa? Di situ saya bilang negara harus hadir. Kalau dibiarkan, ini bahaya. Waktu itu Satpol PP sudah ketakutan. Datang dengan membawa parang. Masa kita diam saja,” ucapnya.