Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa China dan Rusia Memperkuat Hubungan?

China dan Rusia merasa AS adalah agresor berstandar ganda yang bermaksud menekan kedua negara untuk mempertahankan hegemoni.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters

Agresor Berstandar Ganda

Bagi sebagian kalangan, tekanan AS adalah titik awal.

“Baik China dan Rusia merasa AS adalah agresor berstandar ganda yang bermaksud menekan kedua negara untuk mempertahankan hegemoni,” kata Einar Tangen, seorang analis politik yang berbasis di Beijing yang juga bekerja sebagai komentator untuk lembaga penyiaran negara China CGTN.

Tindakan AS dalam hal ini, katanya, termasuk mencap kedua negara sebagai ancaman keamanan nasional terbesarnya.

AS juga mengenakan sanksi atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia, dan memperkuat aliansi yang dituding Beijing dan Moskow sebagai aliansi anti-Rusia-China.

Aliansi pimpinan AS itu mencakup India, Jepang, dan Australia. Kelompok itu, yang dikecam China sebagai "NATO Asia" karena melanjutkan latihan angkatan laut tahun lalu untuk pertama kalinya dalam 13 tahun.

Empat angkatan laut memperluas latihan tahun ini dengan mengadakannya dalam dua fase di Laut Filipina dan di Teluk Benggala. Lalu, ada aliansi keamanan yang baru terbentuk antara Australia, Inggris dan AS, yang dikenal dengan AUKUS.

Kesepakatan itu merupakan pakta trilateral AS, Inggris dan Australia yang akan mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir. Menurut para analis perjanjian itu akan memungkinkan angkatan laut Australia berpatroli di perairan yang disengketakan di Laut Cina Selatan, serta Selat Taiwan.

China mengutuk aliansi itu sebagai ancaman “sangat tidak bertanggung jawab” terhadap stabilitas regional, sementara Rusia menyebutnya sebagai “tantangan besar bagi rezim non-proliferasi nuklir internasional”.

“[Jenis tindakan] ini pasti mendorong China untuk melakukan kerja sama yang lebih erat dengan Rusia untuk mencari tanggapan timbal balik terhadap tindakan bermusuhan,” kata Danil Bochkov, seorang analis di Dewan Urusan Internasional Rusia yang berbasis di Moskow.

Tanggapan ini termasuk berupa latihan bersama China-Rusia baru-baru ini di sekitar Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara merupakan sekutu AS.

Bochkov mengatakan, persaingan yang semakin intensif dapat mengakibatkan munculnya kembali blok-blok kaku yang terlihat selama Perang Dingin.

Ketika itu, ada komunitas yang dipimpin AS di satu sisi dan China serta Rusia dan sekutu mereka di sisi lain.

Apakah sejarah Perang Dingin akan terulang dalam format yang berbeda? Kita tunggu saja!

Halaman Sebelumnya
Kekhawatiran Negara Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper