Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi berharap isu lingkungan tidak menjadi batu sandungan untuk hubungan di bidang perdagangan antara Indonesia dan Prancis.
Retno mengatakan agar antarnegara tercipta perdagangan yang adil dan transparan, sehingga isu lingkungan tidak digunakan untuk menghalangi hubungan perdagangan.
"Kita juga harus mencegah penyalahgunaan isu lingkungan sebagai hambatan bagi perdagangan," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/11/2021).
Saat ini, Uni Eropa berencana untuk boikot impor makanan dan kayu yang berasal dari daerah deforestasi. Uni Eropa mengharuskan perusahaan kedelai, daging sapi, minyak sawit, kakao, kopi, dan produk kayu mereka disertifikasi bebas deforestasi.
Keputusan Uni Eropa ini mengikuti janji internasional yang dibuat pada KTT COP26 untuk mengakhiri deforestasi pada 2030.
Hal tersebut juga tengah direncanakan oleh Prancis yang akan mencekal impor makanan dari area deforestasi.
Baca Juga
Lebih lanjut, Retno mengatakan bahwa Prancis masuk daftar lima besar mitra dagang dan investasi terbesar di Indonesia di Eropa, sehingga dirinya mengapresiasi komitmen Prancis untuk membantu pada bidang transisi energi sebesar 500 juta euro.
"Komitmen ini akan ditandatangani hari ini antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, PT PLN, dan Agen Pembanguan Prancis," ujarnya.
Retno melanjutkan, perdagangan yang adil, terbuka, dan non-diskiriminatif bisa mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Hal itu juga bisa mendukung langkah keberlanjutan (sustainability), serta mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
"Perdagangan yang adil, terbuka, dan non-diskriminatif akan sangat membantu pencapaian target SDGs yang menyisakan sembilan tahun lalu. Saya menekankan agar berbagai kebijakan ekonomi hijau ditempatkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan, hanya dengan demikian sustainability sesungguhnya dapat tercapai," tuturnya.