Bisnis.com, JAKARTA - Uji coba senjata hipersonik China pada Juli lalu merupakan peluncuran rudal terpisah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari kendaraan berkecepatan sangat tinggi menurut Financial Times dan Wall Street Journal.
Tes tersebut menunjukkan pengembangan senjata strategis berkemampuan nuklir China yang lebih maju daripada yang diperkirakan sehingga mengejutkan para pejabat Pentagon, tulis dua surat kabar itu sepedti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (23/11).
Baik Amerika Serikat maupun Rusia belum menunjukkan kemampuan yang sama, yang memungkinkan peluncuran rudal dari kendaraan induk yang melaju lima kali kecepatan suara.
Financial Times, yang pertama kali melaporkan tes tersebut pada akhir pekan, mengatakan para ahli militer AS sedang mencoba memahami bagaimana China menguasai teknologi tersebut. Kemajuan itu menempatkan China di depan para pesaingnya dalam perlombaan senjata hipersonik.
The Wall Street Journal mengkonfirmasi laporan tersebut kemarin. Disebutkan bahwa uji coba senjata hipersonik China pada 27 Juli saja telah mengejutkan para pejabat negara Barat.
Dalam uji coba itu, sebuah kendaraan untuk peluncuran berupa sebuah rudal jarak jauh, membawa hulu ledak hipersonik terpandu ke seluruh dunia dan kemudian melepaskannya menuju target uji di China.
Senjata hipersonik itu tidak sama dengan rudal balistik yang dapat dikemudikan. Wahana itu meleset dari target lebih dari 32 kilometer yang menurut Jenderal John Hyten dari Pentagon "cukup dekat" sebagai tes awal.
Akan tetapi yang lebih mengejutkan adalah bahwa senjata hipersonik, saat terbang dari arah selatan menuju China, melepaskan rudal terpisah yang meluncur jauh dan jatuh tanpa bahaya ke Laut Cina Selatan.
Tes itu mengejutkan karena pelepasan terjadi saat kendaraan melaju dengan kecepatan hipersonik di atas 6.175 km/jam. Financial Times menulis para ahli teknologi Pentagon sulit untuk percaya bagaimana China berhasil melakukan hal itu.