Bisnis.com, JAKARTA - Warung kopi dan pedagang kaki lima di sekitar Sirkuit Mandalika mencatatkan peningkatan omzet yang meningkat selama acara World Superbike (WSBK).
Mariani, pemilik warung kopi di Dusun Rangkep, Desa Kuta, Kecamatan Pujut atau depan pintu masuk Sirkuit Mandalika di Praya, Lombok Tengah, mengaku sangat bersyukur karena adanya acara WSBK di sekitar Sirkuit Mandalika.
"Kami sangat senang dan menyambut baik Sirkuit Mandalika ini," ungkap Mariani, pemilik warung kopi di pintu depan Sirkuit Mandalika, Jumat (19/11/2021).
Mariani mengatakan bahwa World Superbike di Sirkuit Mandalika ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya pedagang kopi dan kaki lima.
Kedatangan para penonton maupun kru dan pembalap pada ajang itu dimanfaatkan menjadi ladang rezeki bagi mereka maupun pedagang kaki lima di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Sebelum pembangunan Sirkuit Mandalika, biasanya pendapatan warung kopinya sekitar Rp150 ribu, tetapi sejak adanya WSBK maka omzet bisa mencapai Rp1 juta lebih.
"Omzet jualan sehari bisa Rp1 juta, kadang Rp500 ribu sebelum ada kegiatan. Itu semua dari penjualan kopi, soto dan gorengan dan makanan ringan lain. Harga tentunya sesuai, yang penting ada untungnya. Kopi Rp7 ribu dan soto Rp15 ribu," katanya.
Terpisah, Fitri, pemilik warung nasi di area luar Sirkuit Mandalika mengungkapkan omzet penjualan warung nasi mulai meningkat sejak ada pembangunan Sirkuit Mandalika dan sejak beberapa pekan terakhir sejak digelar IATC dan WSBK ini.
"Alhamdulillah karena ramai, banyak yang beli. Omzet sebelum Superbike hanya Rp200.000 dan setelah ada Sirkuit Mandalika bisa mencapai Rp1,5 juta,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan bahwa harga nasi campur yang dijual senilai Rp15.000-Rp20.000.
Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah terus melakukan kegiatan di sekitar KEK Mandalika dan sirkuit Mandalika, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.