Bisnis.com, JAKARTA--Iran menyatakan akan melanjutkan pembicaraan multilateral pada 29 November di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir negara itu dengan negara industri maju.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani, yang menjadi kepala negosiator Teheran pada pertengahan September, mengatakan tanggal tersebut ditetapkan dalam panggilan telepon dengan mediator Uni Eropa, Enrique Mora sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Kamis (4/11/2021).
“Kami setuju untuk memulai negosiasi yang bertujuan untuk menghapus sanksi yang melanggar hukum dan tidak manusiawi pada 29 November di Wina,” kata Bagheri. Dia merujuk pada langkah yang telah diberlakukan Amerika Serikat terhadap Iran sejak keluar secara sepihak dari kesepakatan nuklir yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif (JCPOA) pada Mei 2018. Enam putaran pembicaraan dengan pihak-pihak yang tersisa dalam kesepakatan yakni dengan China, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris.
Pertemuan di Wina, ketika AS berpartisipasi secara tidak langsung, berakhir pada akhir Juni yang memungkinkan pemerintahan Presiden Iran Ebrahim Raisi mengambil sikap.
Uni Eropa juga mengkonfirmasi berita tentang dimulainya kembali pembicaraan dan mengatakan negosiasi akan dipimpin oleh Mora atas nama kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell.
“Para peserta akan melanjutkan diskusi tentang prospek kemungkinan kembalinya Amerika Serikat ke JCPOA dan bagaimana memastikan implementasi penuh dan efektif dari perjanjian oleh semua pihak,” menurut bagian Layanan Tindakan Eksternal Eropa dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Pada bulan April, Teheran dan enam negara mulai membahas cara-cara untuk menyelamatkan pakta nuklir yang telah meredup sejak 2018 ketika Presiden Donald Trump saat itu menarik AS dari kesepakatan itu. AS kemudian menerapkan kembali sanksi hukuman terhadap Iran sehingga mendorong Teheran untuk melanggar berbagai batasan pengayaan uranium yang ditetapkan.
Akan tetapi pembicaraan ditunda sejak pemilihan presiden Iran Raisi yang pemerintahannya diperkirakan akan mengambil pendekatan yang keras ketika pembicaraan dilanjutkan.
Sementara itu, AS mengatakan dapat mencapai kesepakatan dengan cepat jika Iran "serius" saat mengumumkan dimulainya kembali negosiasi tidak langsung.
“Kami percaya masih mungkin untuk segera mencapai pemahaman tentang kepatuhan kembali pada JCPOA dengan menutup sejumlah kecil masalah yang masih belum terselesaikan pada akhir Juni ketika putaran keenam berakhir,” menurut pihak AS
"Kami percaya bahwa jika Iran serius, kami dapat melakukannya dalam waktu yang relatif singkat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan.