Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan bantuan negara maju menjadi game changer untuk realisasi target pengurangan emisi karbon yang dinilai kurang ambisius.
"Bisa target kita maju, tetapi dengan bantuan teknologi dan investasi dari internasional. Penyediaan pendanaan iklim internasional dari mitra negara maju itu merupakan game changer dalam aksi mitigasi, dalam aksi adaptasi perubahan iklim terutama di negara berkembang," ungkap Presiden dalam wawancara dengan BBC yang diunggah melalui Youtube pada Jumat (29/10/2021).
Jokowi mengatakan Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengurangi emisi karbon di mana deforestasi dapat ditekan hingga titik terendah dalam 20 tahun ini. Indonesia juga merehabilitasi 3 juta hektare lahan kritis selama 10 tahun antara 2010-2020 dan menargetkan rehabilitasi hutan mangrove hingga 600.000 hektare sampai 2024.
"Menurut saya paling baik negara maju memberikan bantuan kepada negara-negara yang memiliki hutan yang luas yang memerlukan rehabilitasi, restorasi dengan cepat. Yang paling penting bisa memberikan pembiayaan iklim yang memadai, berkelanjutan, dan dapat diakses oleh semua negara berkembang," terangnya.
Sementara itu, Jokowi juga menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk merehabilitasi hutan-hutan penting yang rusak karena digunakan untuk produksi kelapa sawit. Kebarakan hutan di Indonesia, lanjutnya, juga telah berkurang 82 persen dibandingkan dengan sebelumnya.
Seperti diketahui, Jokowi akan berpartisipasi dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP-26 tentang perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia, pada 1 - 2 November 2021.
Indonesia memiliki peran yang cukup strategis dalam perubahan iklim dunia seiring dengan statusnya sebagai produsen batu bara dan kelapa sawit terbesar.